Sunday, April 27, 2014

Agus Riyanto: Aku Harus Donor Darah

Donor darah mungkin bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang kurang bermanfaat. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa donor darah merupakan hal yang haram, karena darah kita akan digunakan oleh orang lain. Bagaimana jika orang yang kita bantu tersebut berperilaku tercela, bukankah kita juga ikut menanggung dosanya? Karena darah kita mengalir dalam tubuhnya. 

Anggapan tersebut juga pernah muncul dalam benak saya. Hal yang mengetuk hati saya untuk menghilangkan semua anggapan tersebut adalah pada saat kakak perempuan saya melahirkan. Sekitar tahun 2008 yang lalu, kakak saya melahirkan putranya yang ketiga, proses persalinannya disertai dengan pendarahan. 

Hal ini mengakibatkan kakak saya memerlukan tambahan darah untuk proses pemulihannya. Saya datang menjenguk dan melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan. Pada saat itu juga, timbul niatan saya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah. Bak gayung bersambut, pada bulan pebruari 2008 saya bersama teman saya menjadi pembina pramuka di sekolah. 

Agenda rutin waktu itu adalah mengunjungi kantor PMI Kabupaten Karanganyar. Pada saat mendampingi itu, saya melakukan uji darah (Golongan darah dan Rhesus). Saya lalu ditawari untuk donor darah oleh petugas, tanpa pikir panjang saya mengiyakan. Dan pada saat itu juga saya menjadi pendonor. Tahun 2009, Kegiatan donor darah saya mulai berkurang karena saya harus melanjutkan kuliah lagi di Solo. Waktu yang menyebabkan saya tidak sempat untuk sekedar donor darah. 

Akhirnya pada tahun 2010 sampai tahun 2011 paman saya ada yang operasi batu empedu. Hal ini mengingatkan saya kepada kejadian kakak saya. Dari kejadian itu, saya mulai aktif lagi donor darah sampai sekarang. Saat ini saya baru tahu makna “Setetes Darah Anda, Nyawa Bagi Kami”. Dan saya meyakini bahwa Tuhan menyediakan banyak sekali ladang untuk beramal, termasuk didalamnya kegiatan donor darah. Kegiatan donor darah merupakan kegiatan mulia, karena dari kegiatan yang kelihatannya sepele ini ternyata bergantung berjuta harapan dari orang lain yang membutuhkannya.

No comments:

Post a Comment