Monday, April 21, 2014

Haromain: Menjadi Tim Medis di Pendakian Masal Rinjani

Sebelum bergabung di PMI Saya adalah seorang guide di Gunung Rinjani. Pekerjaan sehari-hari adalah mendaki gunung, selain itu berwisata dan melihat adat-istiadat dan budaya di beberapa daerah di Indonesia. Saya bergabung di PMI karena termotivasi oleh cerita teman-teman tentang pengalamannya ketika bertugas di lapangan. Nah.. saya akan menceritakan pengalaman waktu bertugas menjadi Tim Kesehatan mendampingi Direktur dan karyawan PT. SADANA dalam rangka PENDAKIAN HIJAU BERSIH. Bentuk kegiatan ini adalah Penghijauan di kaki Gunung Rinjani dan Bersih Gunung di sepanjang jalur pendakian. 

Mengingat aktivitas di alam bebas memiliki berbagai resiko, maka perlu persiapan dan mental. Berkaitan masalah kesehatan, umumnya ditunjuk beberapa orang untuk menjadi tim kesehatan di acara tersebut dan bertanggung jawab menyediakan dan membawa peralatan penanganan cidera. Tim medis juga bertugas menangani keluhan kesehatan yang terjadi selama kegiatan berlangsung. 

Tepat Pukul 10.00 WITA, Kami dari Markas PMI CABANG LOMBOK TIMUR menuju kantor PT. SADANA untuk berkumpul dengan rombongan dan melanjutkan perjalanan ke Sembalun. kegiatan sebelum mendaki yaitu pakcing dan mengecek ulang barang bawaan yang akan dibawa naik, mulai dari logistik obat-obatan dan kelengkapan Tim. Jumlah peserta pendakian pada waktu itu adalah 22 orang dari PT. Sadana dan 3 orang dari PMI. 

Pendakian ini sangat melatih kesabaran karena ada beberapa peserta dari pendakian tersebut berusia 62 dan 73 tahun yang perlu mendapatkan pengawalan dan perhatian khusus. Saya beserta 2 orang tim kesehatan terus mengawal dari naik hingga turun. Di tengah perjalanan, ada salah satu peserta sakit gigi dan meminta obat kepada saya, waktu itu obat yang saya bawa hanya Ethil Clorida, Obat merah, Plester, Kasa Steril, dan Oxygen kaleng. Selebihnya dibawa oleh senior saya yang di barisan paling belakang. Saya bingung, kondisi si penderita sangat kesakitan, itu karena cuaca sangat dingin dan berkabut. Ahirnya saya memutuskan untuk kembali menjumpai senior saya untuk mengambil obat yang kurang. 

Keesokan harinya, pada perjalanan menuju puncak, saya ditugaskan untuk mengawal peserta ke puncak karena saya dipercaya menguasai medan dan memiliki fisik yang kuat. Pesan dari senior saya “yang tua ini harus dikawal ketat”. Kelemahan fisik dan mental 2 orang kakek ini membuat saya merasa tertantang untuk memberi semangat agar sampai pada tujuan yaitu puncak. Langkah-demi langkah menuju puncak dengan medan pasir dan kerikil kami tetap jalan. Beliau tidak nyangka bisa menginjakkan kaki di ketinggian 3.726 mdpl. Tepat pukul 11:00 kami turun dari puncak dan melanjutkan perjalanan ke Danau Segara Anak untuk istirahat dan bermalam selama 2 hari. Keesokan harinya perjalanan menuju Senaru (kaki Rinjani bagian utara) melewati medan bebatuan dan hutan lebat selama 14 jam. Dalam hal ini kami harus extra hati-hati. Walaupun langkah sangat lambat, syukur saja tidak ada yang cidera. 

Situasi yang membanggakan pada saat pendakian ini. Salah satunya kekompakan tim pendakian dalam menghadapi kondisi cuaca. Saya bersyukur, dalam pendakian ini saya dapat menambah pengalaman dan sahabat baru. Terima Kasih PMI!

No comments:

Post a Comment