PMR, jika mendengar kata itu, pikiranku langsung terbang ke masa lalu. Lima tahun yang lalu aku bergabung dengan organisasi tersebut, dan pada saat itu pula aku mengenal dunia kepalangmerahan dan menjalaninya sampai hari ini.
Dulu tak pernah terpikirkan olehku akan bergabung dengan PMR, hanya karena kewjibanku sebagai seorang siswa baru yang harus mengikuti minimal satu ekstrakulikuler, akhirnya kuputuskan untuk bergabung dengan PMR. Jujur saja awalnya aku memilih PMR karena banyak wanita cantik yang mengikuti kegiatan tersebut, karena aku masih menyukai wanita cantik, aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan tersebut, dengan harapan bisa mendapatkan salah satu diantara mereka.
Bulan-bulan pertama aku mengikuti kegiatan ini tak ada yang menarik, semuanya terasa sangat membosankan. Kegiatan yang monoton dan tak pernah dipandang kakak tingkat menjadi salah satu penyebab rasa jenuhku muncul. Satu-satunya yang membuatku tetap bertahan saat itu adalah seorang wanita cantik yang beberapa bulan kemudian menjadi kekasihku, meski hanya beberapa hari saja. Sekitar tujuh bulan mengikuti kegiatan ini aku sudah mengenal semua anggota. Saat itu aku bergabung di PRS dan mulai akrab dengan Lutfi dan Diyah. Lutfi orang yang sangat konyol tapi dia memiliki jiwa kepemimpinan yang paling bagus daripada yang lain, itulah mengapa dia dipilih menjadi seorang ketua pada masa jabatan angkatanku. Sedangkan diyah, dia seorang wanita berjiwa setengah pria yang mampu menuntun kami kejalan yang sedikit benar.
Kami mulai akrab karena mempelajari bidang yang sama selain itu pada saat kami kelas XI kamilah penunggu wajib UKS bersama kedua sahabatku yang lain, mereka bernama Jibril dan Rian. aku sudah mengenal kedua manusia ini, karena mereka sekelas denganku. Jibril seorang anak adam yang sangat mahir dalam hal penyelewengan dana anggaran dari sekolahan. Sedangkan Rian, dia adalah pria misterius yang mendapat julukan playboy cap kadal.
Kami berlima selalu di UKS bersama saat jam pelajaran telah usai. Di UKS kami saling bertukar ilmu kepalangmerahan satu sama lain. Rian seorang ahli PP mengajariku tentang pembidaian dan RJP. Sedangkan Jibril seorang master PK mengajariku tentang bagaimana cara merawat pasien dengan baik dan benar. Inilah yang membuatku menguasai sedikit ilmu PP dan PK meskipun aku seorang PRS.
Saat kelas duabelas kami berlima diberi tugas untuk melatih PMR madya SMP 2 Kesesi. Saya melatih PK, Rian PP, Lutfi PRS, Diyah melatih mental mereka, dan jibril melatih tentang siaga bencana.
Tiga tahun berlalu, setelah kami berlima menerima ijasah kelulusan, kami di panggil untuk bergabung dengan KSR PMI cabang Kab. Pekalongan dan ditunjuk untuk mengikuti JUMBARA Daerah JATENG tahun 2012. Tapi Lutfi dan Diyah tidak bisa mengikuti karena saat itu mereka sedang mengikuti tes perguruan tinggi. Akhirnya hanya kami bertiga yang mengikuti event tersebut. Memang kontingen kami belum bisa menjadi juara pada event tersebut. Tapi setidaknya banyak ilmu yang bisa aku ambil dari event tersebut.
Sebenarnya masih banyak pengalamanku bersama PMR dan bersama mereka berlima. Mungkin jika dituliskan semuanya, akan menjadi novel tebal beratus halaman. Yang pasti di PMR aku bertemu cinta, bertemu sahabat, dan bertemu dengan pengalaman baru. Itulah yang menyebabkan PMR penuh dengan makna dan selalu terukir indah di hatiku.
No comments:
Post a Comment