Tuesday, April 29, 2014

Ana: Terima Kasih PMI

Saat itu kebetulan aku keluar Kantor jam 17.20 tidak lama lagi buka puasa tiba, ku rasa daripada pulang terjebak macet terus buka puasa di angkot mending buka puasa di sekitar Kantor hingga aku dan kedua teman kerja pun memutuskan ngabuburit di Masjid Agung Bandung yang lokasinya tidak jauh dari Kantor. 

Namanya juga Pusat Kota tidak heran banyak orang memenuhi Alun Alun Bandung untuk ngabuburit, setiap Bulan Puasa tiba Pedagang Kaki Lima bertambah daripada biasanya dan banyak beralih menjual makanan siap saji dan kolak, begitu Adzan berkumandang aku dan temanku memilih untuk Shalat Maghrib dahulu kemudian berbuka puasa setelah makan selesai biasa perempuan selalu menyempatkan untuk berfoto ria namun ditengah kebersamaan itu dalam hati aku mengeluh sakit rasanya dadaku begitu sempit, memang aku akui asmaku terasa kambuh saat tadi siang tapi aku berusaha untuk menenangkan diri hingga akhirnya asma aku pulih dan tidak menganggu kegiatan bekerja tapi sekarang kurasa asmaku kambuh lagi dengan segera aku minum obat Salbutamol. 

Tanpa aku berbicara temanku sudah tahu asma sedang menguasai diriku, ku lihat raut wajahnya begitu mengkhawatirkan keadaanku, mereka sudah tahu menghadapiku jika sedang kambuh seperti ini aku tidak ingin banyak berkomunikasi dan diam cara untuk menenangkan pernafasanku namun waktu terus berlalu dalam diam tapi asmaku belum pulih malah semakin parah, sesekali temanku membasuhku dengan kayu putih dan mengelap keringat yang memenuhi wajahku “gimana mau pulang sekarang? kalau terus disini hari semakin malam kamu semakin kedinginan” ucap temanku, “aku disini saja menenangkan nafasku, kalian pulang saja sudah malam jangan khawatir asmaku pasti sembuh” kataku meyakinkan akan sembuh. temanku menggeleng dan lebih memilih setia menemaniku yang sedang berusaha menenangkan nafas namun keyakinan untuk sembuh begitu jauh karena asmaku kambuh begitu hebat sampai aku tidak mampu berjalan “kalian tahu gak dimana klinik terdekat biar aku di oxigen dan pernafasan aku lega?” tanyaku terbata bata. 

tiba tiba temanku ingat keberadaan mobil PMI di sekitar Alun Alun dan langsung bergegas meminta pertolongan PMI, tak lama temanku datang bersama Anggota PMI yang langsung memboyongku masuk kedalam Ambulans, mereka begitu cepat menanganiku memasangkan oxigen dan meninggikan tempat berbaring untuk menyamankan posisi tubuhku. aku mengatur nafasku menuruti anjuran Anggota PMI yang menanganiku, beberapa menit kemudian asmaku mulai tenang dan keadaanku membaik, sesaat kondisiku sudah tenang mereka meminta data diriku, aku dan temanku yang belum pernah sebelumnya berhubungan dengan PMI berpikiran akan dikenakan biaya namun pikiran itu salah segala bentuk pelayanan yang dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) gratis karena bersifat sosial. 

Aku banyak berterimakasih pada PMI yang telah memberikan pertolongan, selain aku mendapat pelayanan baik aku pun diantar pulang menggunakan Ambulans PMI karena khawatir asmaku kambuh lagi. dalam perjalanan pulang sirine Ambulans sesekali dinyalakan membuat aku dan temanku seakan tidak percaya pulang menggunakan Ambulans PMI, kenyataan yang seperti mimpi ini kita rasakan bersama, tidak pernah sebelumnya menduga seperti ini namun Subhanalloh ini kekuasanNya menciptakan hati yang berjiwa sosial tinggi yang dimiliki Anggota PMI mau menolong siapa saja tanpa mengharap apapun, begitu sampai rumah aku pun mengucapkan terima kasih lagi dan bersalaman dengan Anggota PMI, supir yang telah mengantarkanku.

No comments:

Post a Comment