Awal saya ikut donor darah saat SMA, saat itu karena ajakan teman, “Den, sekolah itu lagi ada kegiatan donor darah, datang yuk, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain." kata teman saya yang mengutip salah satu hadits.
Pagi yang cerah itu saya melihat bentangan spanduk CSR, yg bertuliskan “Yuk bantu sesama dengan ikut donor darah. Setetes darah anda sangat berarti. Jangan Lupa Datang ke Aula Serbaguna tanggal 15 -16 April 2014 ”. Agenda rutin CSR ini digadang-gadang oleh Divisi HR. Rutin setiap 3 bulan sekali kami melakukan agenda kemanusiaan ini.
Tiba hari yang ditunggu-ditunggu. Sarapan, minum air putih yang banyak. Entah mitos atau apa, tapi karena banyak yg bilang “kalau mau donor darah jangan sarapan dulu ntar lemes loh “. Seperti sebelum-sebelumnya kerjasama dilakukan dengan PMI Bekasi dan PMI Karawang. Pabrik kami dengan jumlah tenaga kerja lebih dari tiga ribu orang sudah tentu menjadi partner yg sangat 'seksi' untuk PMI.
Jam delapan pagi aula serbaguna masjid sudah terlihat sangat siap menyambut para pendonor, dengan jumlah bed yang sudah tersedia sebanyak enam buah. Antusias terlihat dari para pendonor yang sudah mulai berdatangan. Kebanyakan mereka yang datang adalah pendonor rutin. Acara beranjak siang, ajakan untuk donor mulai bersahut-sahutan dari mulai broadcast message, social media, group dan instant message.
Saat datang untuk mendonor, pertama kali kita diberikan selembar form isian berupa pertanyaan soal kesehatan kita beberapa bulan terakhir dan pernyataan yang intinya kita dalam kondisi fit dan siap untuk donor. Dimeja pendaftaran ada petugas sebagai pengecek tekanan darah dan mengambil sample darah. Ada juga petugas yang mencatat administrasi. Ada juga petugas yang mengambil darah dari pendonor yang banyaknya tiga orang, setiap orang bertanggung jawab terhadap bed dikanan dan kirinya.
Beruntung saya tidak perlu antri karena saya adalah pendonor perdana. Sesaat usai saya berbaring saya diberi pesan oleh petugas “Pak, nanti saat ditusuk jarumnya tahan nafasnya agak sedikit sakit, rileks saja” Setelah sepuluh menit kemudian, pengambilan darah selesai. Usai donor saya diberi bingkisan dari PMI, ditambah lagi bingkisan dari pabrik berupa minuman isotonik dan mie cup instant.
Kepedulian kita untuk melakukan donor darah sangat berharga bagi pasien yg membutuhkan darah, khususnya beberapa golongan darah tertentu yang sangat sulit dicari. Pasien yang terbantu dan kemudian beraktifitas kembali dan akhirnya menyebar kebaikan yg pernah Ia terima. Kegiatan mulia ini harus terus dihidupkan di lingkungan sekitar kita sehingga terpelihara dan bertumbuh. Ternyata satu kebaikan ini membuka banyak kebaikan yang lain. Jangan pernah tunda sekecil apapun perbuatan baik karena itu membahagiakan kita dan juga orang-orang di sekitar kita.
No comments:
Post a Comment