Sunday, April 27, 2014

Arifah: Not Yesterday, but Tomorrow

Cerita ini berawal dari ajakan seorang teman SMA. “Fah ayo ikut acara kampusku. Ada acara donor darahnya loh.” Ajak Nina. ‘Ah tepat sekali, kan aku lagi pengen banget donor darah” pikirku. “oke deh Nin.” Jawabku semangat. Kurang lebih dua tahun yang lalu. Aku ingat, waktu itu hari minggu. Aku dan Nina datang bersamaa. Sampai di tempat pelaksanaan acara ulang tahun kampus Nina, hal yang pertama kali aku cari adalah tenda tempat donor darah. 

Sampai di sana dengan senyum mengembang di bibir, aku segera mendaftarkan diri unutk donor darah. Tapi apa yang terjadi? “maaf mbak kalau sedang menstruasi tidak boleh donor darah.” Mendengar kata-kata petugas PMI itu benar-benar mengecewakan. Karena memang sebelumnya aku tidak tau syarat apa saja supaya bisa mengikuti donor darah selain berat badan minimal 50 kilogram. 

Setahun yang lalu, saat aku sudah mulai kuliah. Awal-awal menjadi salah satu mahasiswa di fakultas kedokteran di kampus biru. Ternyata ada acara donor darah dari PMI. Lagi-lagi kesempatan di kesempatan kedua aku gagal menyumbangkan darah memalui PMI karena sedang menstruasi juga. Sampai pada akhirnya ada dua orang teman sedang berbincang tepat di sampingku. Dan aku tidak sengaja mendengar. Mereka berencana siang itu ke rumah sakit sebelah kampus kami untuk donor darah. Karena aku juga sangat penasaran bagaimana rasanya donor darah, akhirnya siang itu kami bertiga melakukan donor darah untuk yang pertama kalinya. 

Pertamanya sih takut sakit, tapi ternyata tidak semengerikan yang kami bayangkan. Dua minggu yang lalu aku kembali ke rumah sakit sebelah kampus. Untuk melakukan donor darah yang kedua setelah 70 hari lebih donor darahku yang pertama. Sebenarnya tiga minggu yang lalu bertepatan dengan datangnya tim PMI ke kampus. Tapi lagi-lagi aku sedang menstruasi, dan kebetulan juga jarak donor darahku dengan hari itu belum genap 70 hari. Dan untuk 60 hari yang akan datang. Aku tidak akan menyianyiakan kesempatan lagi supaya bisa menyumbangkan darahku melalui PMI. Semoga.

No comments:

Post a Comment