Terkadang ego ku mengatakan tak ingin berada di urutan paling kecil diantara semua kebesaran tuhan.
Namun, ketika ingatanku kembali kemasa seragam putih biru, disanalah pertama kalinya aku mengenal sebuah organisasi palang merah. rasa penasaranku mulai muncul ketika tatapanku tertuju pada sekumpulan siswa yang mengenakan syal biru. karna rasa penasaran itulah aku mulai bergabung dengan organisasi tersebut. dari situlah aku dapat mempelajari banyak hal yang tidak aku ketahui sebelumnya. seperti halnya macam obat-obatan, macam pembalutan luka, pengangkatan pasien, adajuga pembuatan tandu dan masih banyak lagi selain itu. aku senang, namun kesenangan itu seperti tak berpihak kepadaku. kasih sayang, kepedulian, pengorbanan, hanya bagaikan jarum suntik yang sekali pakai, yang di perlukan saat mereka merasakan sakit.
Putih biru pun berakhir, dan bergantilah dengan putih abu. disinilah anganku semakin tinggi untuk lebih mendalami mengenai palang merah dan kuharap tak ada lagi kata jarum suntik sekali pakai disaat ku mengenaka syal kuning. waktu demi waktu kami lalui bersama syal kuning yang selalu kami kenakan. perubahan demi perubahan tak kami rasakan sedikitpun. kami heran dengan keaadaan ini.
kami merasa di kucilkan keberadaan kami seperti tak ada di mata mereka , padahal kami rasa jasa kami sangat berarti untuk mereka. karena rasaku merasakan karna pribadiku mengalami. Dulu, saat aku termasuk organisasi siswa bersyal biru, aku merasa palang merah selalu di pandang sebelah mata, dan ternyata tak jauh beda, dimasa putih abupun kami selaku anggota Palang Merah Remaja merasakan kembali hal itu.
Kami memang bukan siapa-siapa, kami hanyalah sekumpulan rumput ilalang yang berharap bisa berguna untuk orang orang yang membutuhkan kami. mungkin semacam jarum suntik, infusan, perban, belangkar, abat-obatan, dan peralutan kesehatan lainnya yang akan kami temui. tapi bagi kami semua itu berarti, karena dari alat-alat itulah kami bisa temukan dimana rasa peduli, kasih sayang yang begitu besar kepada orang-orang yang membutuhkan kami.
kami tak perlu penghargaan yang begitu besar, kami tak perlu berlian yang seharga milyaran, kami tak perlu emas bergram-gram, kami tak perluuang satu ataupun dua koper, yang kami butuhkan hanyalah PERHATIAN. Mungkin tinta hitam yang kami uraikan di atas kertas putih ini tidak begitu berarti.
Namun, inilah isi hati kami. tapi, kami pikir lebih baik bekerja keras benar-benar melakukannya daripada berkemampuan tapi tidak melakukannya sama sekali. Dan sampai saat inilah kami disini ingin selalu dapat berguna untuk orang-orang yang ada di sekeliling kami. Baik itu teman, keluarga, bahkan orang lain pun jika itu membutuhkan jasa kami. Karena melalui jasa itulah kami dapat mengembangkan kemampuan kami untuk menjadi aktivis Palang Merah yang Tangguh.
No comments:
Post a Comment