Monday, April 28, 2014

Imam: Ketahui Kebutuhannya, Donorkan Darah Kita

Pengalaman ini terjadi ketika magang.  Kampus mewajibkan mahasiswanya magang di perusahaan atau institusi sesuai dengan minat dan bakat. Salah satu media lokal yang sedang naik daun menjadi tujuan untuk mempraktikan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah, Harian Tribun Jogja.  Kebetulan saat itu, menjelang bulan puasa.  Senin,23 Juli 2012 saya mendapat tugas untuk meliput kesiapan PMI Kota Jogja dalam menghadapi bulan puasa, terkait dengan stok darah dan pengamanan mudik.  Di kantor PMI kota Jogjakarta saya ditemui oleh Nur Edi, staff Pencarian Pelestarian Donor Darah Sukarela (P2D2S)PMI kota Yogyakarta

Nur Edi menjelaskan bahwa stok darah PMI saat itu masih cukup, dan untuk kesiapan menghadapi puasa PMI akan mengadakan donor darah keliling.  PMI menganjurkan untuk tetap donor darah walaupun saat puasa, hanya saja waktunya diganti.   Donor bisa dilakukan saat pagi hari atau malam hari setelah tarawih.  PMI juga siap membantu kegiatan donor darah dari masjid-masjid yang ingin mengadakan donor darah di malam hari sebagai rangkaian kegiatan Ramadan.  Untuk masyarakat yang tidak melaksanakan ibadah puasa juga bisa mendonorkan darahnya saat siang hari, PMI tetap buka selama 24 jam selama bulan puasa. Donor darah menjadi sangat penting di bulan puasa karena kebanyakan orang tidak donor, padahal menjelang mudik lebaran dan arus balik, cadangan darah adalah hal yang sangat vital di bidang kesehatan. 

Yang menarik, ternyata darah yang didonorkan setelah melalui serangkaian tes, akan dipisah-pisahkan sesuai dengan komponennya. Darah mempunyai  18 kompenen yang berbeda.  Pembagian darah, trombosit dan plasma cair ini dilakukan saat proses pengolahan lebih lanjut usai donor darah hingga menjadi darah lengkap, konsentrat sel darah merah, trombosit atau plasma.  Kebanyakan orang yang membutuhkan darah kurang mengetahui hal ini, sering kali mereka datang ke PMI hanya minta darah golongan O padahal yang benar adalah tanyakan kepada dokter yang mengangani pasien, membutuhkan komponen darah yang apa.  Hal yang pertama adalah tanyakan golongan darahnya dan komponen apa yang dibutuhkan. Setelah itu baru datanglah ke ke Unit Transfusi Darah (UTD) atau  PMI terdekat. Karena kalau salah bisa berbahaya. Prosedur yang benar adalah meminta surat keterangan dari dokter dulu baru ke UTD atau PMI.

Hal lain yang menjadi perhatian, untuk pengambilan darah sebaiknya diambil sesuai kebutuhan.  Jika sudah dikabulkan 10 kantong, jangan langsung diambil sekaligus, lebih baik dua kantong dan seterusnya karena jika kantong darah sudah keluar, bukan lagi menjadi tanggung jawab PMI. Darah itu bisa rusak, karena sifatnya sangat sensitif.
PMI juga menginformasikan kepada masyarakat, prosedur pengambilan darah di PMI itu sangat mudah,tidak seperti yang beredar di masyarakat, pengambilan darah di PMI itu susah dan lama.  “Itu cepet prosesnya paling hanya satu jam untuk menguji kecocokan darah pendonor dengan darah penerima, dibanding jika orang tidak mengambil darah dari PMI itu bisa sampai empat jam prosesnya.” jelas Nur.
 
Darah yang diambil di PMI tidak dijual, tetapi akan ada biaya yang dikenakan, tapi itu untuk pegelolaan darah. Sehingga, ada baiknya jika sebelum membutuhkan darah, kita kenali dulu kebutuhannya, kemudian jangan lupa untuk  mendonorkan darah kita.  Sangat mungkin beberapa ratus ml darah kita itu bisa menyelamatkan nyawa orang lain.

No comments:

Post a Comment