Pengalaman ini terjadi ketika magang. Kampus mewajibkan mahasiswanya magang di
perusahaan atau institusi sesuai dengan minat dan bakat. Salah satu media lokal
yang sedang naik daun menjadi tujuan untuk mempraktikan ilmu yang sudah didapat
di bangku kuliah, Harian Tribun Jogja.
Kebetulan saat itu, menjelang bulan puasa. Senin,23 Juli 2012 saya mendapat tugas untuk
meliput kesiapan PMI Kota Jogja dalam menghadapi bulan puasa, terkait dengan
stok darah dan pengamanan mudik. Di
kantor PMI kota Jogjakarta saya ditemui oleh Nur Edi, staff
Pencarian Pelestarian Donor Darah Sukarela (P2D2S)PMI kota Yogyakarta.
Nur
Edi menjelaskan
bahwa stok darah PMI saat itu masih cukup, dan untuk kesiapan menghadapi puasa PMI
akan mengadakan donor darah keliling.
PMI menganjurkan untuk tetap donor darah walaupun saat puasa, hanya saja
waktunya diganti. Donor bisa dilakukan saat pagi hari atau
malam hari setelah tarawih. PMI juga siap membantu kegiatan donor
darah dari masjid-masjid yang ingin mengadakan donor darah di malam hari
sebagai rangkaian kegiatan Ramadan. Untuk masyarakat yang tidak
melaksanakan ibadah puasa juga bisa mendonorkan darahnya saat siang hari, PMI
tetap buka selama 24 jam selama bulan puasa. Donor darah menjadi sangat penting di
bulan puasa karena kebanyakan orang tidak donor, padahal menjelang mudik
lebaran dan arus balik, cadangan darah adalah hal yang sangat vital di bidang
kesehatan.
Yang menarik, ternyata darah yang
didonorkan setelah melalui serangkaian tes, akan dipisah-pisahkan sesuai dengan
komponennya. Darah mempunyai 18
kompenen yang berbeda. Pembagian darah, trombosit dan plasma cair
ini dilakukan saat proses pengolahan lebih lanjut usai donor darah hingga
menjadi darah lengkap, konsentrat sel darah merah, trombosit atau plasma. Kebanyakan orang yang membutuhkan darah
kurang mengetahui hal ini, sering kali mereka datang ke PMI hanya minta darah
golongan O padahal yang benar adalah tanyakan kepada dokter yang mengangani
pasien, membutuhkan komponen darah yang apa.
Hal yang pertama adalah tanyakan golongan darahnya dan komponen apa yang
dibutuhkan. Setelah itu baru datanglah ke ke Unit Transfusi Darah (UTD) atau PMI terdekat. Karena kalau salah bisa
berbahaya. Prosedur yang benar adalah meminta surat keterangan dari dokter dulu
baru ke UTD atau PMI.
Hal lain yang menjadi perhatian, untuk
pengambilan darah sebaiknya diambil sesuai kebutuhan. Jika sudah dikabulkan 10 kantong, jangan
langsung diambil sekaligus, lebih baik dua kantong dan seterusnya karena jika
kantong darah sudah keluar, bukan lagi menjadi tanggung jawab PMI. Darah itu
bisa rusak, karena sifatnya sangat sensitif.
PMI
juga menginformasikan kepada masyarakat, prosedur pengambilan darah di PMI itu
sangat mudah,tidak seperti yang beredar di masyarakat, pengambilan darah di PMI
itu susah dan lama. “Itu cepet prosesnya paling hanya satu jam untuk
menguji kecocokan darah pendonor dengan darah penerima, dibanding jika orang
tidak mengambil darah dari PMI itu bisa sampai empat jam prosesnya.” jelas
Nur.
Darah yang diambil di PMI tidak dijual, tetapi akan ada
biaya yang dikenakan, tapi itu untuk pegelolaan darah. Sehingga, ada baiknya
jika sebelum membutuhkan darah, kita kenali dulu kebutuhannya, kemudian jangan
lupa untuk mendonorkan darah kita. Sangat mungkin beberapa ratus ml darah kita
itu bisa menyelamatkan nyawa orang lain.
No comments:
Post a Comment