Awalnya aku bukanlah orang yang peduli terhadap kegiatan donor darah, apalagi aku adalah orang yang sangat takut ditusuk walaupun itu hanya jarum suntik berukuran kecil. Hal itu terjadi karena aku selalu membayangkan betapa sakitnya ketika benda tajam menembus pembuluh darahku, aku benar-benar takut.
Semuanya berubah ketika aku menjalani praktek klinik keperawatan pertamaku di rumah sakit, ada seorang pasien perempuan yang baru berusia 8 tahun, dia menderita penyakit kronik yang mengharuskannya menjalani transfusi darah. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali.
Aku melihat senyum di bibir ibunya setiap kali anaknya mendapatkan sumbangan darah dari beberapa mahasiswa yang golongan darahnya sesuai. Melihat hal itu entah kenapa dalam hatiku timbul keinginan untuk melakukan donor darah walaupun keinginan itu belum mampu mengalahkan rasa takutku.
Suatu hari anak itu kembali menjalani transfusi darah karena terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darahnya. Saat transfusi darah berlangsung, selang nya tersumbat oleh gumpalan-gumpalan darah yang mulai membeku, aku berusaha mengalirkannya kembali.
Ketika darah mengalir kembali, tangan mungil anak itu meraih tanganku, dengan lemah dia berbisik mengucapkan terima kasih. Aku tersenyum memandang wajah anak itu sambil berusaha memberikan dorongan agar anak itu senantiasa memiliki keinginan yang kuat untuk sembuh.
Hari-hari berlalu, keadaan anak itu semakin membaik dan masa dinasku sudah berakhir. Saat aku kembali menjalani rutinitas kampus terkadang aku merasa rindu terhadap anak itu.
Dua bulan kemudian kampusku mengadakan kegiatan donor darah lagi, sudah beberapa tahun kampusku selalu mengadakan kegiatan itu bekerjasama dengan PMI karena kegiatan itu sudah mnjadi agenda tahunan kampusku. Ingatanku tentang anak itu mendorong aku untuk memberanikan diri mengikuti kegiatan donor darah yang sebelumnya selalu aku hindari.
Tangan dan kakiku berubah dingin saat aku memasuki ruangan, namun senyuman dan keramahan para petugas donor darah memberikan kekuatan dan rasa hangat tersendiri membuat aku merasa sedikit lebih baik. Dengan keberanian yang tersisa, aku akhirnya berhasil melakukan donor darah untuk yang pertama kalinya, ternyata rasanya tidak terlalu sakit.
Saat itu aku sadar bahwa sekecil apapun hal yang kita perbuat, terkadang hal itu memiliki makna yang luar biasa besar dimata orang lain.
No comments:
Post a Comment