Tergabung
dalam ekskul Palang Merah Remaja (PMR) adalah langkah awalku untuk belajar
menjadi relawan. Aku senang membantu orang yang memerlukan bantuan pengobatan
ataupun bantuan lainnya, tapi bukan berarti aku juga senang melihat orang
terluka ataupun kesusahan. Aku hanya senang membantu orang yang membutuhkan
bantuanku, Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya, akan tetapi setiap aku
mendengar ucapan “Terima kasih” dan senyuman tulus dari orang yang telah aku bantu,
tiba-tiba rasanya jantung ku itu berdetak lebih kencang. Ucapan “Terima Kasih” dan
sebuah senyum itu membuatku merasa seperti ketagihan untuk membantu orang lain.
Setiap
melihat orang yang butuh bantuan, tanpa pikir panjang aku pasti akan berusaha
untuk membantu sebisaku. Aku tidak ingin sembarangan menolong orang yang butuh
bantuan, aku ingin lebih memperdalam ilmu dalam Pertolongan Pertama agar aku
bisa membantu orang lain dengan baik dan benar. Itulah alasan kenapa aku ikut
tergabung dalam PMR di sekolahku.
Saat
bergabung dalam PMR banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan, mulai dari
diajarkan tentang menjaga kesehatan diri sendiri dah pasien, menolong orang
yang membutuhkan, kepedulian terhadap sesama, mengasah kreatifitas,
kepemimpinan, dan yang terpenting kita diajarkan untuk bertanggung jawab. Tidak
hanya itu, di PMR aku juga mendapatkan banyak sahabat yang baik.
Saat latihan yang aku sukai adalah saat kita diajarkan Pertolongan Pertama dan Perawatan Keluarga. Yang paling aku ingat adalah saat kami diajarkan RJP/memberikan nafas buatan kepada pasien yang tak sadarkan diri. Saat itu kita praktek menggunakan mannequin yang dipinjam pada PMI cabang kota Mataram yang letaknya tak jauh dari sekolahku.
Saat latihan yang aku sukai adalah saat kita diajarkan Pertolongan Pertama dan Perawatan Keluarga. Yang paling aku ingat adalah saat kami diajarkan RJP/memberikan nafas buatan kepada pasien yang tak sadarkan diri. Saat itu kita praktek menggunakan mannequin yang dipinjam pada PMI cabang kota Mataram yang letaknya tak jauh dari sekolahku.
Saat
diajarkan RJP, aku merasa sangat degdegan,
jantungku terasa berdetak semakin kencang, padahal waktu itu latihannya hanya
menggunakan mannequin tapi aku benar-benar membayangkan itu adalah seorang
pasien yang harus segera mendapatkan pertolongan pertama. Namun untuk
memberikan pertolongan itu harus dengan cara yang tepat. Masalahnya apabila
kita membiarkan korban tak sadarkan diri dan tak bernafas selama 5 menit itu
dapat menyebabkan kerusakan otak, dan jika lebih dari 10 menit dapat
menyebabkan kematian, akan tetapi jika kita memberikan RJP dengan cara yang
tidak benar maka itu akan membahayakan pasien karena dapat mematahkan tulang
rusuknya.
Saat
diajarkan itu aku merasa tegang karena kemungkinan-kemungkinan buruk yang
mungkin terjadi, tapi aku tetap positif thinking dan berusaha yang terbaik.
Berkat bimbingan dari pelatihku yang biasa kami panggil Abah, pelan-pelan kami
terus berlatih dan memantapkan keterampilan kami dalam memberikan pertolongan.
Abah dengan sabar dan tekun mengajarkan kami bagaimana menjadi PMR (yang
merupakan penerus dari PMI) yang baik dan benar.
Sebagai langkah awal, PMR sekolahku berhasil mendapatkan juara umum 1 saat lomba PMR Wira seProvinsi saat tahun 2013 lalu.
Sebagai langkah awal, PMR sekolahku berhasil mendapatkan juara umum 1 saat lomba PMR Wira seProvinsi saat tahun 2013 lalu.
Aku
merasa sangat senang dan semakin terpacu untuk terus berusaha memberikan yang
terbaik semampuku. Dengan berpegang teguh pada TRI Bakti PMR yaitu Meningkatkan
keterampilan hidup sehat, Berkarya dan Berbakti diMasyarakat, dan Mempererat
persahabatan nasional dan internasional.
Aku berharap PMR yang merupakan relawan dimasa depan, dapat memiliki jiwa
kepalangmerahan dan memberikan yang terbaik kepada Indonesia. Amin.
No comments:
Post a Comment