Wednesday, April 23, 2014

Nur Lili: PMR, Awal Belajar Jadi Relawan



Tergabung dalam ekskul Palang Merah Remaja (PMR) adalah langkah awalku untuk belajar menjadi relawan. Aku senang membantu orang yang memerlukan bantuan pengobatan ataupun bantuan lainnya, tapi bukan berarti aku juga senang melihat orang terluka ataupun kesusahan. Aku hanya senang membantu orang yang membutuhkan bantuanku, Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya, akan tetapi setiap aku mendengar ucapan “Terima kasih” dan senyuman tulus dari orang yang telah aku bantu, tiba-tiba rasanya jantung ku itu berdetak lebih kencang. Ucapan “Terima Kasih” dan sebuah senyum itu membuatku merasa seperti ketagihan untuk membantu orang lain.

Setiap melihat orang yang butuh bantuan, tanpa pikir panjang aku pasti akan berusaha untuk membantu sebisaku. Aku tidak ingin sembarangan menolong orang yang butuh bantuan, aku ingin lebih memperdalam ilmu dalam Pertolongan Pertama agar aku bisa membantu orang lain dengan baik dan benar. Itulah alasan kenapa aku ikut tergabung dalam PMR di sekolahku.

Saat bergabung dalam PMR banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan, mulai dari diajarkan tentang menjaga kesehatan diri sendiri dah pasien, menolong orang yang membutuhkan, kepedulian terhadap sesama, mengasah kreatifitas, kepemimpinan, dan yang terpenting kita diajarkan untuk bertanggung jawab. Tidak hanya itu, di PMR aku juga mendapatkan banyak sahabat yang baik.

Saat latihan yang aku sukai adalah saat kita diajarkan Pertolongan Pertama dan Perawatan Keluarga. Yang paling aku ingat adalah saat kami diajarkan RJP/memberikan nafas buatan kepada pasien yang tak sadarkan diri. Saat itu kita praktek menggunakan mannequin yang dipinjam pada PMI cabang kota Mataram yang letaknya tak jauh dari sekolahku.

Saat diajarkan RJP, aku merasa sangat degdegan, jantungku terasa berdetak semakin kencang, padahal waktu itu latihannya hanya menggunakan mannequin tapi aku benar-benar membayangkan itu adalah seorang pasien yang harus segera mendapatkan pertolongan pertama. Namun untuk memberikan pertolongan itu harus dengan cara yang tepat. Masalahnya apabila kita membiarkan korban tak sadarkan diri dan tak bernafas selama 5 menit itu dapat menyebabkan kerusakan otak, dan jika lebih dari 10 menit dapat menyebabkan kematian, akan tetapi jika kita memberikan RJP dengan cara yang tidak benar maka itu akan membahayakan pasien karena dapat mematahkan tulang rusuknya.

Saat diajarkan itu aku merasa tegang karena kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, tapi aku tetap positif thinking dan berusaha yang terbaik. Berkat bimbingan dari pelatihku yang biasa kami panggil Abah, pelan-pelan kami terus berlatih dan memantapkan keterampilan kami dalam memberikan pertolongan. Abah dengan sabar dan tekun mengajarkan kami bagaimana menjadi PMR (yang merupakan penerus dari PMI) yang baik dan benar.

Sebagai langkah awal, PMR sekolahku berhasil mendapatkan juara umum 1 saat lomba PMR Wira seProvinsi saat tahun 2013 lalu.

Aku merasa sangat senang dan semakin terpacu untuk terus berusaha memberikan yang terbaik semampuku. Dengan berpegang teguh pada TRI Bakti PMR yaitu Meningkatkan keterampilan hidup sehat, Berkarya dan Berbakti diMasyarakat, dan Mempererat persahabatan  nasional dan internasional. Aku berharap PMR yang merupakan relawan dimasa depan, dapat memiliki jiwa kepalangmerahan dan memberikan yang terbaik kepada Indonesia. Amin.

No comments:

Post a Comment