Wednesday, April 9, 2014

Frederika: Setetes Darah untuk Sebuah Kehidupan

Dulu pandangan saya masih sangat sempit mengenai donor darah. Saya pikir kalau saya mendonorkan darah saya, maka saya akan kekurangan darah dan mengurangi daya tahan tubuh saya. Itu disebabkan karena kurangnya perhatian dan pengetahuan saya mengenai manfaat donor darah bagi sesama maupun diri sendiri.

Sekarang, saya akhirnya rutin melakukan donor darah setiap 3 bulan sekali. Biasanya gedung perkantoran tempat saya bekerja memang secara rutin mengadakan acara donor darah. Jadi lebih memudahkan para karyawan di perkantoran untuk meluangkan waktu untuk mendonorkan darahnya bagi orang-orang yang membutuhkan.

Biasanya pihak gedung bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk penyelenggaraan kegiatan donor darah ini. Beberapa hari sebelum acara donor darah diadakan, pihak gedung sudah memberikan selebaran ke setiap perusahaan yang menjadi tenant gedung untuk mendata karyawannya yang ingin melakukan donor darah.

Cara ini menurut saya sangat efektif untuk mendapatkan pendonor lebih banyak. Pihak PMI langsung ‘jemput bola’ menemui para pendonor dan sangat memudahkan para karyawan yang berniat untuk menjadi pendonor. Kegiatan rutin ini menjadikan sebagian besar karyawan menjadi pendonor aktif karena kemudahan dalam hal waktu dan tempat.

Donor darah pertama saya juga ketika saya sudah mulai bekerja. Awalnya, saya takut dan merasa kekurangan darah. Saya selama ini menganggap kalau saya penderita anemia dan kurang yakin untuk melakukan donor darah. Jangan-jangan, setelah donor darah bukannya makin segar tapi malah saya terkapar di rumah sakit karena kekurangan darah, pikir saya kala itu. Namun berkat ajakan teman dan ramai-ramai mendaftar menjadi pendonor, saya akhirnya memberanikan diri untuk mendaftar.

Ternyata, sebelum melakukan donor darah, ada tim dokter yang memeriksa golongan darah kita terlebih dahulu. Selain itu mereka mengecek kondisi tekanan darah dan kadar darah dalam tubuh. Tidak semua orang bisa melakukan donor darah. Bila berat badan tidak memenuhi standar atau kondisi darah yang tidak memadai seperti kekentalan darah melebihi batas normal, maka tidak diperbolehkan untuk melakukan donor darah.

Tim dokter juga benar-benar memastikan bahwa pendonor memiliki kandungan darah yang sehat sehingga tidak menularkan penyakit berbahaya bagi para penerima darah. Di sela-sela mengantri untuk melakukan cek darah, saya sempatkan bertanya kepada dokter mengapa setiap kali mau mendonor selalu di cek lagi dan megambil sampel darah. Kata dokter, setelah darah diambil, mereka akan melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap setiap darah yang sudah terkumpul.

Kesan pertama saya sebagai pendonor memberikan efek ingin lagi menjadi pendonor selanjutnya. Perasaan ragu selama ini ternyata tidak benar ketika saya telah benar-benar melakukan donor darah. Buktinya saya baik-baik saja dan sehat. Bahkan, saya merasa fisik saya lebih bugar dan segar. Dengan menjadi pendonor, maka akan mengurangi resiko serangan jantung dan mengurangi berat badan. Jadi manfaat donor darah menjadi dua sisi yang saling menguntungkan. Selain membantu menyelamatkan nyawa sesame yang membutuhkan, donor darah juga berdampak positif terhadap kesehatan tubuh pendonor.

No comments:

Post a Comment