Cerita ini berawal saat saya pertama kali saya masuk di Sekolah Menengah
Atas. Semasa MOPDB, saya mendapat angket mengenai SMA tersebut, sebut saja
SMA11Yk (SMA Kebangsaan). Yang pertama kali saya lirik adalah kenyamanan
sekolahnya dan ekstrakulikuler yang ada. Di masa itu saya benar-benar bingung,
karena hingga tiba di suatu waktu saya bersekolah untuk pembelajaran biasa dan
harus ada pendampingan pengembangan potensi diri di salah satu ekstrakulikuler
untuk syarat kenaikan kelas.
Jujur saat itu, saya masih bingung hingga suatu hari
saya saat cek kesehatan masuk bagi kelas X, kami mendapat sosialisasi dan
bimbingan oleh kakak-kakak dari PMR yang setelah itu sedikit menarik perhatian
saya. Sepulang sekolah, saya meminta saran kepada ibu ingin eskul apa. Lalu ibu
memberi saya pencerahan tentang temannya yang takut darah, jarum suntik dan
sebagainya saja malah masuk AKPER. Disitu saya merasa tergugah untuk mengikuti
eskul PMR yang ada.
Awalnya saya tidak tahu apa itu PMR, tugasnya apa
karena di SMP saya tidak ada. Namun, dengan niat dan keinginan melawan phobia
saya terhadap darah, jarum suntik, akhirnya saya masuk eskul PMR dan menjadi
salah satu member yang aktif di organisasi itu. Itu semua membuahkan hasil, dan
saya juga menjadi juara 2 lomba duta donor darah tingkat DIY-Jateng.
Alhamdulillah sekali. Sekarang saya dapat membantu
sesama di berbagai kegiatan sekolah dan kepalangmerahan, salah satunya saat LBB
DIYATA #2, JRCI #4 dan seleksi Jumbara Daerah. Saya bangga menjadi salah satu
kader dari PMI. Siamo Tuttifratelli!
No comments:
Post a Comment