Wednesday, April 16, 2014

Maulana Baihaki : BAKTI MU (PMI) UNTUK IBU PERTIWI

Berawal dari banjir tahunan yang melanda ibu kota, dimana tempat tinggal saya menjadi langganan banjir, saat itu ketinggian air hampir 2 meter, titik pengungsian pun sudah ramai oleh pengungsi. Entah kenapa mata ini selalu memperhatikan kinerja para relawan dari PMI, relawan muda penuh energik, siang malam tidak pernah lelah untuk membantu korban dipengungsian, terucap dalam hati “Terima kasih kawan, terima kasih sahabat. Yang telah membantu pengungsi diwilayah kami, bakti dan semangat kalian akan tertancap dihati, saya iri dengan pengabdian kalian, saya iri berada diposisi kalian” keinginan kuat ingin menjadi bagian dari mereka pun tertanam dihati. 

Seiring berjalannya waktu, saya berkesempatan untuk mengikuti pendidikan dasar KSR PMI Kota Jakarta Barat, pada saat itu tahun 2009, dengan modal keberanian saya mendaftarkan diri untuk menjadi relawan PMI. Setelah mendaftar, saya pikir ingin menjadi relawan PMI hanya sekedar mendaftarkan diri, tapi ternyata tidak, ada beberapa tahapan yang harus saya lalui, mulai dari materi dikelas hingga aplikasi lapangan yang harus naik dan turun gunung, tidak terbayangkan sebelumnya, kami benar-benar dilatih supaya menjadi relawan PMI yang mumpuni dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Setelah pendidikan dasar selesai, berlanjut kefase berikutnya yaitu masa pengabdian, dimana pengabdian tersebut diisi dengan kegiatan seperti mengulang kembali materi-materi yang sudah didapat, keikutsertaan dalam pelatihan guna meningkatkan kapasitas, piket bencana, serta tergabung dalam tim satuan tugas penanggulangan bencana (SATGANA) PMI Kota Jakarta Barat untuk membantu korban kebakaran dan banjir diwilayah Kota jakarta Barat. Sekarang saya bagian dari kalian, sangat membanggakan bisa membantu sesama tanpa mengenal kata lelah. 

Tahun 2010, terjadi bencana erupsi gunung merapi, saya berkesempatan utuk bertugas disana, tergabung dalam tim SATGANA PMI saya dengan tim menuju kemagelang, Jawa Tengah. Sampai disana berkoordinasi lalu kami pun diantar ketempat pengungsian, entah berapa jaraknya dari puncak gunung, hujan abu, suara gemuruh bunyi halilintar besahutan terdengar jelas. Berbagai tugas kami jalani mulai dari asessment, dapur umum, PSP, logistik hingga membuat MCK darurat, setiap hari kami lewatin dengan rasa kekeluargaan yang sangat kental baik sesama relawan maupun dengan masyarakat disana, seminggu sudah kami disini, pada akhirnya kami dirolling dengan tim selanjutnya, sungguh berat untuk pulang, rasa kekeluargaan yang terjalin sangat erat. Pada akhirnya tim kami meninggalkan magelang. selamat tinggal sahabat,selamat tinggal saudara,terima kasih atas kisahnya. Diperjalanan pulang saya dapat telepon, ternyata kemanusiaan berkisah kembali, saya harus merapat ke semarang, untuk melanjutkan tugas kembali, setelah disemarang sudah banyak relawan PMI dari daerah lain, keesokannya saya & tim pun harus berangkat menuju PMI DIY Yogyakarta, disana kami dibagi menjadi beberapa tim, saya bertugas dikota gede, kisah berlanjut kembali kemesraan relawan terjalin untuk misi kemanusiaan. Dua minggu saya bertugas, pengalaman uniknya adalah saya harus berlebaran iduladha diposko, jauh dari keluarga, hanya berkesempatan untuk menelpon orang tua, sungguh resiko dan kenikmatan yang harus saya syukuri, tapi kisah ini tidak mengurangi moment berlebaran. Terima kasih PMI yang sudah menyatukan kami dalam kemanusiaan, terima kasih PMI yang telah memberikan kisah, pengalaman dan pengajaran untuk proses pematangan diri, terus berjuang tanpa mengenal kata lelah,kemanusiaan selalu merindukan keletihan kalian Korps. Bakti mu (PMI) untuk ibu pertiwi.

No comments:

Post a Comment