Monday, April 14, 2014

Farda: Dari PMR Menjalin Satu Tujuan Bersama

Terbangun kebersamaan dan keluarga dari mengikuti kegiatan di sekolah . organisasi di bawah naungan OSIS, PMR atau lebih kenalnya Palang Merah Remaja kalau disekolahku biasa disebut PMR WIRA SMA MTA SURAKARTA (PRASTA).

Dari mulanya masuk menjadi anggota yang biasanya diadakannya pendidikan dan latihan , kami diajarkan seberapa penting itu kebersamaan dan kekeluargaan. Dari disuruh jongkok, push up, guling-guling, lari, dibentak-bentak kakak senior, itu semua tujuan dari seniornya satu, terjalin kebersamaan dan keluarga. Kata senior yang penting itu bersama dulu, untuk hal-hal yang sifatnya materi itu dapat dikejar karena terbangun kebersamaan akan memudahkan suatu yang diaggap sulit menjadi lebih mudah karena kita bersama. 

Bayangkan rasanya yang namanya di DIKLAT harus patuh, taat, sama seniornya. Semuanya harus rela dibentakin, dimarahin, dikasih hukuman secara fisik selama hampir 5 bulan. Biasanya banyak tereliminasi dari situ nggak kuat katanya. Kata seniornya kalian tuh harus bangga karena kalian itu adalah pemenang, tidak seperti teman-teman yang lain yang bisanya mengoceh aja, tapi mereka tidak berani kalau dihadapakan dengan hal yang sesungguhnya. 

Saat diklat terakhir, akhirnya telah resmi menjadi anggota. Dari 33 orang yang daftar yang lolos hingga akhir hanya 10 orang. Setelah resmi jadi anak PMR, aku sadar semua yang dikatakan senior memang benar akan pentingnya kebersamaan dalam berorganisasi.

Dan alhamdulilah berkat kerja keras dan saling menjalin kebersamaan satu dengan yang lain, kita bisa mengadakan acara di sekolah yang sifanya kemanusiaan dan relawan seperti Donor darah setiap 3 bulan sekali, seminar tentang youth volunteer dan acara di luar, undangan pelatihan dari PMI KOTA SURAKARTA . Karena dari kita yang ikut PMR sebagian besar adalah anak asrama, tak heran kita selalu ngumpul bareng , dari yang bersifat kecil ngumpul bareng membuat kelompok belajar, berangkat ngaji bareng dari asrama ke gedung pengajian, makan mie bersama, muncak bareng di Gunung Lawu, dolan bareng, dan sebagainya. 

Itu semua ada manfaatnya kok dari kebersamaan yang sudah ada, akan terwujud rasa kekeluargaan yang saling melengkapi di sudut kekosongan. Karena jika seorang lebih suka menekan egonya akan merasa mempunyai kelebihan dari yang lain. Itu pun hanya bersifat semu dan biasanya akan lebih cepat hancur dari sekelompok orang yang mau melawan egonya untuk membangun kebersamaan dan tujuan yang sudah ditetapkan untuk hidup secara berjama’ah dan hidup secara terpimpin. SIAOMO.

No comments:

Post a Comment