Dulu sekali, saat masih terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), banyak sekali kenangan yang menyenangkan saat bergabung menjadi relawan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pertama kali berkenalan dengan PMI saat menjadi anggota PMR di SMA N 1 Kayuagung. Di sekolah Ekstrakulikuler PMR tidak diwajibkan, hanya Paskribra saja yang diwajibkan. Entah mengapa, tidak ada niat sedikit pun untuk bergabung dengan Ekskul Paskibra ini, bukan karena tidak nasionalis atau tidak bangga menjadi warga negara Indonesia, hanya saja ini berbicara soal passion.
Setelah mengetahui bahwa SMA N 1 Kayuagung memiliki ekskul PMR dan waktu itu saya menjadi anggota OSIS yang membawahi bidang Kemanusian, maka hati ini langsung tertarik untuk ikut berkontribusi dan bergabung menjadi anggota. Berbeda dengan ekskul yang lain, disini tidak hanya mengasah keterampilan disiplin dan kemampuan dalam tanggap darurat, tetapi ada tujuh nilai-nilai luhur yang setiap hari, setiap waktu dikumandangkan. Nilai-nilai yang menjadi dasar dari segala pergerakan palang merah, nilai-nilai yang tidak hanya membangun keperibadian luhur tetapi budi pekerti terhadap sesama. Kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan.
Memang benar, tenryata nilai-nilai ini tidak hanya kami ucapkan tetapi juga kami aplikasi kan dalam latihal pertolongan pertama, evakuasi bencana, dan kehidupan kami sehari-hari. Singkat cerita, akhirnya pada tahun kepengurusan 2008/2009, saya menjadi Ketua PMR SMA N 1 Kayuang, dan saat itulah berbagai pelatihan kepalangmerahan, pembinaan kepada adik-adik madya di sekolah menegah pertama, menjadi anggota PMI Cabang Kab. Ogan Komering ilir SUMSEL, terus saya lakukan bersama rekan-rekan lainnya.
Dengan tekat yang bulat tahun 2010 menjadi tahun yang bersejarah untuk saya, karena pada saat itu kali pertama saya menjadi Pendonor Darah. Hingga saat ini moment itu masih membekas.
Saat memasuki perkuliahan di Universitas Sriwijaya, saya mencari-cari adakah ekskul (atau UKM) yang sama dengan PMR atau PMI yang telah saya tekuni. Dengan hati yang kecewa, saya harus mengelus dada ternyata Unsri tidak memiliki KSR (Korps SukaRelawan), akhirnya saya harus beralih menjadi wartawan kampus dan bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa. Namun bukan karena bukan bagian dari PMI lagi, saya tidak bisa berkontribusi lagi untuk masyarakat. Saat ini saya masih aktif untuk pendonor darah meskipun tidak bergabung lagi dengan teman-teman PMI. Dan juga ikut menjadi pendonasi ketika terjadi bencana (dan ketika ada rejeki).
Pengabdian kepada masyrakat tetap saya lakukan bersama teman-teman FKM baik berupa penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pembinaan kader kesehatan di sekolah, dan sebagainya. Ada keinginan untuk bergabung lagi menjadi Relawan dan tim logistik kesehatan di PMI. Meskipun bukan anggota, nilai-nilai luhur dan keteladanan John Henry Dunant tetap erat terpatri dalam hati. Semoga Tuhan selalu memberikan rahmat dan keridhaannya untuk organisasi ini.
No comments:
Post a Comment