Hai sobat
relawan, masih ingat kemarin tanggal 13 Februari 2014 Gunung Kelud Erupsi? Lucunya pada tanggal itu juga aku ulang tahun jadi seakan-akan ulang
tahunku dirayakan se Pulau Jawa,
tapi yang mau aku ceritakan bukan tentang ulang tahunku kawan. Ini cerita tentang
pengalamanku jadi relawan selama Gunung Kelud Erupsi.
Pada waktu
jam 21.30 aku dapat
kabar kalau status Gunung Kelud naik jadi Awas. Saya dan teman-teman
relawan terus komunikasi untuk menyampaikan informasi. Tak lama kemudian tepatnya
jam 23.00 Gunung Kelud meletus, sayapun posisi di rumah langsung siap-siap packing baju, jadi kalau ditelepon PMI
Kabupaten Kediri langsung siap berangkat. 30 menit kemudian di daerah rumahku mulai
hujan pasir dan sayapun mulai gelisah karena belum ada panggilan dari PMI
Kabupaten untuk kumpul dan pembagian tugas. Akhirnya pada jam 02.00 dapat SMS dari
teman-teman. Besok pagi-pagi sekali
merapat ke Markas PMI Kabupaten Kediri dan kalau dekat dengan pos pengungsian bisa
langsung menuju ke pos pengungsian. Setelah dapat SMS seperti itu aku langsung tidur
untuk mengumpulkan tenaga buat nanti pagi.
Setelah pagi
jam 05.30, aku berangkat
ke Pos Pengungsian di Wates bersama kakak seniorku Mbak Ninik, tapi di jalan aku
kaget karena pasir tebalnya 10 cm, jadi saya naik motor tidak bisa ngebut. Paling
cepat 40 CC dan alhasil
karena jarak dari Wates cukup jauh dari rumahku, jam 08.00 saya baru sampai.
Sesampainya di Pos Pengungsian langsung kita melakukan Assesment
cepat supaya cepat dapat data pengungsi, tapi saya hanya membantu teman saya soalnya
sudah ada relawan PMI yang datang duluan. Jadi saya tinggal merekap data. Tidak
lupa juga kegiatan angkat-angkat bantuan logistik karena terus berdatangan, tapi pada jam
02.30 saya dikontak Markas untuk pindah Pos
karena kekurangan tenaga PMI. Jadi pada
waktu itu juga saya dan seniorku
langsung pindah Pos ke Pos Gedung Serbaguna Pare dan saya disana ditugaskan di logistik kecil karena disana ada dua
logistik, 1
logistik utama dan 2 logistik yang saya pegang. Bedanya ini kalau logistic utama
menampung bahan-bahan Dapur Umum dan logistic kecil menampung bahan-bahan yang
siap didistribusikan langsung ke para pengungsi.
Dapat tugas di logistik cukup berat juga karena setiap malam harus menata
logistik untuk
besok dibagikan ke pengungsi. Selalu siap
kapanpun barang datang meskipun tengah malam. Pagi-pagi
selalu dibangunkan pengungsi karena minta sabun, sikat, pasta gigi, susu bayi, dll.
Tapi saya selalu happy meskipun capek
karena mendapatkan teman-teman relawan baru, canda tawa sama relawan, petugas kesehatan
dan para pengungsi.
9 hari di pos pengungsian banyak cerita lucu-lucu. Salah satunya ini ada seorang pengungsi bapak-bapak sudah cukup
tua niatnya minta masker, tapi bilangnya bukan masker.
“Mas saya minta bodrek, yang dipakai untuk hidung itu mas.”
Dengan menahan sekuat tenaga
untuk tidak tertawa saya menjelaskannya kalau itu namanya masker, setelah bapaknya
pergi saya sama teman-teman tertawa tiada habis.
Itu tadi ceritaku selama jadi relawan PMI di Erupsi Gunung
Kelud, dan saya sudah tidak sabar lagi untuk ditugaskan jadi relawan PMI lagi.
No comments:
Post a Comment