Monday, April 14, 2014

Irwan: Ceritaku di Gunung Kelud

Hai sobat relawan, masih ingat kemarin tanggal 13 Februari 2014 Gunung Kelud Erupsi? Lucunya pada tanggal itu juga aku ulang tahun jadi seakan-akan ulang tahunku dirayakan se Pulau Jawa, tapi yang mau aku ceritakan bukan tentang ulang tahunku kawan. Ini cerita tentang pengalamanku jadi relawan selama Gunung Kelud Erupsi.

Pada waktu jam 21.30 aku dapat kabar kalau status Gunung Kelud naik jadi Awas. Saya dan teman-teman relawan terus komunikasi untuk menyampaikan informasi. Tak lama kemudian tepatnya jam 23.00 Gunung Kelud meletus, sayapun posisi di rumah langsung siap-siap packing baju, jadi kalau ditelepon PMI Kabupaten Kediri langsung siap berangkat. 30 menit kemudian di daerah rumahku mulai hujan pasir dan sayapun mulai gelisah karena belum ada panggilan dari PMI Kabupaten untuk kumpul dan pembagian tugas. Akhirnya pada jam 02.00 dapat SMS dari teman-teman. Besok pagi-pagi sekali merapat ke Markas PMI Kabupaten Kediri dan kalau dekat dengan pos pengungsian bisa langsung menuju ke pos pengungsian. Setelah dapat SMS seperti itu aku langsung tidur untuk mengumpulkan tenaga buat nanti pagi.

Setelah pagi jam 05.30, aku berangkat ke Pos Pengungsian di Wates bersama kakak seniorku Mbak Ninik, tapi di jalan aku kaget karena pasir tebalnya 10 cm, jadi saya naik motor tidak bisa ngebut. Paling cepat 40 CC dan alhasil karena jarak dari Wates cukup jauh dari rumahku, jam 08.00 saya baru sampai.

Sesampainya di Pos Pengungsian langsung kita melakukan Assesment cepat supaya cepat dapat data pengungsi, tapi saya hanya membantu teman saya soalnya sudah ada relawan PMI yang datang duluan. Jadi saya tinggal merekap data. Tidak lupa juga kegiatan angkat-angkat bantuan logistik karena terus berdatangan, tapi pada jam 02.30 saya dikontak Markas  untuk pindah Pos karena kekurangan tenaga PMI. Jadi pada waktu itu juga saya dan seniorku langsung pindah Pos ke Pos Gedung Serbaguna Pare dan saya disana ditugaskan di logistik kecil karena disana ada dua logistik, 1 logistik utama dan 2 logistik yang saya pegang. Bedanya ini kalau logistic utama menampung bahan-bahan Dapur Umum dan logistic kecil menampung bahan-bahan yang siap didistribusikan langsung ke para pengungsi.

Dapat tugas di logistik cukup berat juga karena setiap malam harus menata logistik untuk besok dibagikan ke pengungsi. Selalu siap kapanpun barang datang meskipun tengah malam. Pagi-pagi selalu dibangunkan pengungsi karena minta sabun, sikat, pasta gigi, susu bayi, dll. Tapi saya selalu happy meskipun capek karena mendapatkan teman-teman relawan baru, canda tawa sama relawan, petugas kesehatan dan para pengungsi.

9 hari di pos pengungsian banyak cerita lucu-lucu. Salah satunya ini ada seorang pengungsi bapak-bapak sudah cukup tua niatnya minta masker, tapi bilangnya bukan masker.

“Mas saya minta bodrek, yang dipakai untuk hidung itu mas.

Dengan menahan sekuat tenaga untuk tidak tertawa saya menjelaskannya kalau itu namanya masker, setelah bapaknya pergi saya sama teman-teman tertawa tiada habis.

Itu tadi ceritaku selama jadi relawan PMI di Erupsi Gunung Kelud, dan saya sudah tidak sabar lagi untuk ditugaskan jadi relawan PMI lagi.


No comments:

Post a Comment