Thursday, April 10, 2014

Istiqfaroh: Istimewa karena PMI

Aku bukan siswa yang menonjol di kelas, bukan juga siswa yang bemasalah di sekolah. Tidak punya bakat dan tidak penting. Inilah perasaan yang selalu munjul dalam benakku dulu. Namun, ada cerita yang berbeda ketika ku duduk di bangku SMA. Sekolah mewajibkan bagi seluruh siswa untuk mengikuti minimal satu ekskul. Inilah yang akhirnya mengantarku untuk bergabung dalam ekskul PMR, karena menurutku PMR adalah ekskul yang santai, berpahala dan selalu mendapat tempat teduh saat upacara bendera hari Senin. Namun ternyata anggapan itu salah. Ketika aku berhasil bergabung, ada kegiatan dan istilah yang belum pernah kukenal sebelumnya, salah satunya DIKLAT (Pendidikan dan Pelatihan).
Satu tahun kemudian, ada ajang lomba PMR daerah (JUMBARA daerah Jember) tahun 2010, aku dipercaya untuk turut mewakili sekolah mengikuti ajang tersebut. Di sini aku muai bertanya-tanya tak percaya, “Apakah ini nyata? Seorang aku bisa ikut ajang lomba daerah?’’ suatu momen yang sangat membanggakan bagi diriku sendiri yang sebelumnya sama sekali belum pernah merasakan pengalaman untuk mengikuti lomba. Walaupun pada waktu itu sekolah kami hanya membawa piala penghargaan dalam bidang lomba hiburan. Disini aku mulai membuka pintu kepercayaan diri yang selama ini terkunci rapat. Aku mulai percaya bahwa aku bisa.
Naik ke perguruan tinggi, aku masih menyimpan rasa tertarik untuk melanjutkan perjalanan sebagai relawan PMI di tingkat perguruan tinggi yang disebut dengan KSR (Korps Sukarela) walau rasa itu hanya 50%, karena masih ada rasa takut jikalau nanti tak dapat membagi waktu. Akupun bergabung menjadi anggota KSR PMI Unit Universitas Jember, hingga pada suatu saat aku kembali dikejutkan dengan adanya tawaran untuk dapat mewakili PMI Kabupaten Jember sebagai peserta dalam ajang Temu Karya Propinsi Jawa Timur tahun 2012.
Tanpa pikir panjang, kuterima tawaran tersebut karena ini adalah kesempatan emas yang belum tentu bisa terulang kembali. Terlebih masih banyak rekan-rekan seperjuangan yang lebih hebat dan lebih berpengalaman yang juga sangat mendambakan kesempatan ini. Kesempatan ini aku dapatkan karena pada saat itu aku berada pada posisi pengurus KSR PMI Unit Perguruan tinggi sebagai bidang DIKLAT. Aku semakin bersyukur dan bangga karena dalam ajang tersebut dapat menimba ilmu kepalangmerahan bersama dengan relawan PMI se-JATIM dan dapat bertemu langsung dengan Ketua Umum PMI Pusat Bapak Muhammad Jusuf Kalla. Sungguh pengalaman yang tak pernah terlupakan.
Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, PMR Wira 4 Jember, KSR PMI Unit Universitas Jember. Sejak saat itulah aku mulai meyakinkan pada diriku bahwa aku bukan lagi seorang yang tak berguna dan tak penting. Aku bisa membuktikan bahwa aku istimewa. Aku adalah individu yang berbeda dan aku bisa menjadi seorang berguna bagi lingkungan. Begitu juga kamu, setiap insan didunia ini istimewa. Jika kamu belum menemukan keistimewaanmu, maka teruslah berjalan ke depan, yakini bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini,  dan percayalah Tuhan Maha Adil dan Maha Penyayang. Akupun tak boleh berpuas diri sampai di sini, karena aku masih perlu banyak belajar untuk jadi lebih baik lagi, serta dapat lebih berguna bagi bangsa Indonesia dan Dunia.


1 comment:

  1. Terima kasih telah memuat cerita ini d sini, senang rasanya :D :)

    INTER ARMA
    SIAMO TUTTI FRATELLY
    oiya, smg ruu kepalangmerahan dpt d sahkan tahun ini :)

    ReplyDelete