Aku bukan
siswa yang menonjol di kelas, bukan juga
siswa yang bemasalah di sekolah.
Tidak punya bakat dan
tidak penting. Inilah perasaan yang selalu munjul dalam benakku dulu. Namun,
ada cerita yang berbeda ketika ku duduk di
bangku SMA. Sekolah mewajibkan bagi seluruh siswa untuk
mengikuti minimal satu ekskul. Inilah yang akhirnya mengantarku untuk bergabung
dalam ekskul PMR, karena menurutku PMR adalah ekskul yang
santai, berpahala dan
selalu mendapat tempat teduh saat upacara bendera hari Senin.
Namun ternyata anggapan itu salah. Ketika
aku berhasil bergabung, ada kegiatan dan istilah yang belum pernah
kukenal sebelumnya, salah satunya DIKLAT (Pendidikan dan Pelatihan).
Satu tahun
kemudian, ada ajang lomba PMR daerah (JUMBARA daerah Jember) tahun 2010,
aku dipercaya untuk turut mewakili sekolah
mengikuti ajang tersebut. Di sini aku muai bertanya-tanya tak percaya, “Apakah
ini nyata? Seorang aku bisa ikut ajang lomba daerah?’’ suatu momen yang sangat
membanggakan bagi diriku sendiri yang sebelumnya sama sekali belum pernah
merasakan pengalaman untuk mengikuti lomba. Walaupun pada waktu itu sekolah
kami hanya membawa piala penghargaan dalam bidang lomba hiburan. Disini aku
mulai membuka pintu kepercayaan diri yang selama ini terkunci rapat. Aku mulai
percaya bahwa aku bisa.
Naik ke
perguruan tinggi, aku masih menyimpan rasa tertarik untuk melanjutkan perjalanan
sebagai relawan PMI di tingkat perguruan tinggi yang disebut dengan KSR (Korps
Sukarela) walau rasa itu hanya 50%, karena masih ada
rasa takut jikalau nanti tak dapat membagi waktu. Akupun bergabung menjadi
anggota KSR PMI Unit Universitas Jember, hingga pada suatu saat aku kembali
dikejutkan dengan adanya tawaran untuk dapat mewakili PMI Kabupaten Jember
sebagai peserta dalam ajang Temu Karya Propinsi Jawa Timur tahun 2012.
Tanpa pikir
panjang, kuterima tawaran tersebut karena ini adalah kesempatan emas yang belum
tentu bisa terulang kembali. Terlebih masih
banyak rekan-rekan seperjuangan yang lebih hebat dan lebih berpengalaman yang
juga sangat mendambakan kesempatan ini. Kesempatan ini aku dapatkan karena pada
saat itu aku berada pada posisi pengurus KSR PMI Unit Perguruan tinggi sebagai
bidang DIKLAT. Aku semakin bersyukur dan bangga karena dalam ajang tersebut dapat
menimba ilmu kepalangmerahan bersama dengan relawan PMI se-JATIM dan dapat
bertemu langsung dengan Ketua Umum PMI Pusat Bapak Muhammad
Jusuf Kalla. Sungguh pengalaman yang tak pernah terlupakan.
Aku sangat
berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, PMR Wira 4 Jember, KSR PMI Unit
Universitas Jember. Sejak saat itulah aku mulai meyakinkan
pada diriku bahwa aku bukan lagi seorang
yang tak berguna dan tak penting. Aku bisa membuktikan bahwa
aku istimewa. Aku adalah individu yang berbeda dan
aku bisa menjadi seorang berguna bagi lingkungan. Begitu juga kamu, setiap
insan didunia ini istimewa. Jika kamu belum menemukan keistimewaanmu, maka
teruslah berjalan ke depan, yakini bahwa
hari esok harus lebih baik dari hari ini,
dan percayalah Tuhan Maha Adil dan Maha Penyayang. Akupun tak boleh
berpuas diri sampai di sini, karena aku masih perlu banyak belajar untuk jadi
lebih baik lagi, serta dapat lebih berguna bagi bangsa Indonesia dan Dunia.
Terima kasih telah memuat cerita ini d sini, senang rasanya :D :)
ReplyDeleteINTER ARMA
SIAMO TUTTI FRATELLY
oiya, smg ruu kepalangmerahan dpt d sahkan tahun ini :)