Pada Akhir September 2013 lalu saya
sedang liburan semester yang lumayan panjang.
Tidak
terpikirkan untuk kemana-mana, namun tiba tiba teman
saya mengajak untuk “mblakrak” (istilah untuk berpetualang) ke Kota Solo. Belum ada tujuan untuk
singgah dimana,
namun kami berinisiatif untuk menghubungi salah satu teman kami yang tinggal
disana. Dia juga Relawan PMI, jadi mungkin tahu
bisa singgah ke Markasnya.
Sesampai disana kami langsung disambut
hangat oleh teman-teman
relawan PMI Kota Surakarta,
bercengkrama dan berbagi cerita tentang kegiatan di daerah kami masing – masing. Tak terasa sejak kami tiba, waktu menunjukkan
pukul 01.00 dini hari.
Kami
memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum besok melanjutkan perjalanan,
meski kami belum ada rencana hendak kemana.
Keesokan harinya kami bangun dan
menikmati udara pagi di Kota Solo, untuk melepas penat sekedar jogging santai. Hari semakin siang tapi kami belum ada
rencana hendak kemana.
Tiba
–tiba teman kami berinisiatif mengajak kami ke GRIYA PMI PEDULI. Terdengar asing di telinga kami dan kami
sangat antusias. Tanpa
banyak cakap kami menuju kesana dan sampailah pada tempat yang sangat teduh dan
sejuk sejak kesan pertama.
Saat
kami sampai tampak sesosok pemuda membukakan gerbang untuk kami dan sangat
ramah yang ternyata salah satu penghuni griya. “Monggo
mas mbak”.
Tampak
dari depan sepi,
kami diajak masuk ke salah satu ruangan dan langsung di sambut antusias oleh
Pak Eko, salah satu petugas dan pengurus di GRIYA PMI PEDULI. Disana nampak foto-foto penghuni Griya
mayoritas lelaki.
Dari
data terkahir terdapat 113 penghuni laki-laki
dan 17 penghuni wanita yang ternyata tidak hanya berasal dari Solo.
Melihat keadaan ini, hampir tidak ada seorangpun anak manusia
yang menginginkan
berada dalam kondisi ini. Akan
tetapi keadaan ini dapat menghinggapi siapapun tanpa pandang bulu. Perilaku menyimpang
mereka dan
minimnya perhatian serta pemahaman masyarakat membuat keadaan mereka dipandang
mengganggu,
sehingga menyebabkan mereka semakin terabaikan. Serta masih jarang lembaga yang peduli
yang mau merawat dan menampung mereka.
Bagaimanapun mereka tetap manusia yang memilii harkat dan
martabat yang sama dengan manusia yang lainnya.
Griya PMI Peduli merupakan Griya untuk
menampung dan merawat mereka yang mengalami gangguan jiwa dan terlantar. Griya
PMI Peduli merupakan gebrakan baru dari berbagai macam program kemanusiaan yang
telah diberikan oleh PMI Kota Surakarta
selain pelayanan ambulan gratis serta dompet kemanusiaan. Menurut sejarah, berdirinya Griya PMI
Peduli ini untuk menampung orang gila yang terlantar, baik dari Kota Solo sendiri
bahkan luar Kota Solo. Griya
PMI Peduli ini beralamat di Jalan Sumbing Raya R 008/X Mertoudan, Mojosongo, Jebres,Surakarta.
Kami
pun diajak ke ruangan para penghuni melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan kami sempat
bercengkrama langsung dengan mereka meski dibatasi dengan pagar. Melihat senyum mereka dan nada bicara
mereka yang terkadang ngelantur, sungguh memberikan kesan bahagia dan rasa
syukur yang teramat sangat bagi kami.
Memang sudah seharusnya dalam setiap kehidupan manusia harus
saling berbagi karena kodrat kita dimata Tuhan itu sama. Apalagi sebagai relawan kita memang
harus cakap dalam semua bidang, sigap dalam bekerja dan selalu tersenyum dalam
segala rasa.
Sungguh perjalanan kali ini sangat
bermakna buat kami. Semoga
suatu saat saya bisa mengabdi disana.
No comments:
Post a Comment