Sunday, April 13, 2014

Lia: Mereka Masih Bagian dari Kita



Pada Akhir September 2013 lalu saya sedang liburan semester yang lumayan panjang. Tidak terpikirkan untuk kemana-mana, namun tiba tiba teman saya mengajak untuk “mblakrak” (istilah untuk berpetualang) ke Kota Solo. Belum ada tujuan untuk singgah dimana, namun kami berinisiatif untuk menghubungi salah satu teman kami yang tinggal disana. Dia juga Relawan PMI, jadi mungkin tahu bisa singgah ke Markasnya.

Sesampai disana kami langsung disambut hangat oleh teman-teman relawan PMI Kota Surakarta, bercengkrama dan berbagi cerita tentang kegiatan di daerah kami masing – masing. Tak terasa sejak kami tiba, waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum besok melanjutkan perjalanan, meski kami belum ada rencana hendak kemana.

Keesokan harinya kami bangun dan menikmati udara pagi di Kota Solo, untuk melepas penat sekedar jogging santai. Hari semakin siang tapi kami belum ada rencana hendak kemana. Tiba –tiba teman kami berinisiatif mengajak kami ke GRIYA PMI PEDULI. Terdengar asing di telinga kami dan kami sangat antusias. Tanpa banyak cakap kami menuju kesana dan sampailah pada tempat yang sangat teduh dan sejuk sejak kesan pertama. Saat kami sampai tampak sesosok pemuda membukakan gerbang untuk kami dan sangat ramah yang ternyata salah satu penghuni griya. Monggo mas mbak”.

Tampak dari depan sepi, kami diajak masuk ke salah satu ruangan dan langsung di sambut antusias oleh Pak Eko, salah satu petugas dan pengurus di GRIYA PMI PEDULI. Disana nampak foto-foto penghuni Griya mayoritas lelaki. Dari data terkahir terdapat 113 penghuni laki-laki dan 17 penghuni wanita yang ternyata tidak hanya berasal dari Solo.

Melihat keadaan ini, hampir tidak ada seorangpun anak manusia yang menginginkan berada dalam kondisi ini. Akan tetapi keadaan ini dapat menghinggapi siapapun tanpa pandang bulu. Perilaku menyimpang mereka dan minimnya perhatian serta pemahaman masyarakat membuat keadaan mereka dipandang mengganggu, sehingga menyebabkan mereka semakin terabaikan. Serta masih jarang lembaga yang peduli yang mau merawat dan menampung mereka. Bagaimanapun mereka tetap manusia yang memilii harkat dan martabat yang sama dengan manusia yang lainnya. 

Griya PMI Peduli merupakan Griya untuk menampung dan merawat mereka yang mengalami gangguan jiwa dan terlantar. Griya PMI Peduli merupakan gebrakan baru dari berbagai macam program kemanusiaan yang telah diberikan oleh PMI Kota Surakarta  selain pelayanan ambulan gratis serta dompet kemanusiaan. Menurut sejarah, berdirinya Griya PMI Peduli ini untuk menampung orang gila yang terlantar, baik dari Kota Solo sendiri bahkan luar Kota Solo. Griya PMI Peduli ini beralamat di Jalan Sumbing Raya R 008/X Mertoudan, Mojosongo, Jebres,Surakarta.

Kami pun diajak ke ruangan para penghuni melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan kami sempat bercengkrama langsung dengan mereka meski dibatasi dengan pagar. Melihat senyum mereka dan nada bicara mereka yang terkadang ngelantur, sungguh memberikan kesan bahagia dan rasa syukur yang teramat sangat bagi kami. Memang sudah seharusnya dalam setiap kehidupan manusia harus saling berbagi karena kodrat kita dimata Tuhan itu sama. Apalagi sebagai relawan kita memang harus cakap dalam semua bidang, sigap dalam bekerja dan selalu tersenyum dalam segala rasa.

Sungguh perjalanan kali ini sangat bermakna buat kami. Semoga suatu saat saya bisa mengabdi disana.

No comments:

Post a Comment