Tuesday, April 15, 2014

Lintang: PMR-mania Berguru ke Negeri Sakura

Kecintaan saya pada PMI mulai tumbuh tujuh tahun silam, kala saya mengisi formulir pendaftaran anggota PMR Wira SMA Al-Islam 1 Surakarta. Semangat kekeluargaan yang diajarkan untuk mengabdi pada sesama dalam suka maupun duka, semakin menambah gairah menjadi relawan muda. Pun prestasi yang berhasil kami torehkan dalam berbagai ajang kepalangmerahan semasa SMA, menjadi pelecut semangat untuk menggapai asa dan cita. 

Cerita indah masa SMA pun berlalu sudah. Empat tahun yang lalu status saya resmi menjadi santri kampus kerakyatan, Universitas Gadjah Mada. Di masa orientasi, saya berniat untuk bergabung dengan KSR (Korps Suka Rela) di Kampus Biru ini. Namun faktanya, tidak ada KSR di kampus sepopuler UGM. Yang ada hanyalah lembaga kesehatan mahasiswa independen yang kinerjanya tentu berbeda dengan PMI. 

Saya bersama rekan-rekan membentuk komunitas kecil bagi relawan mahasiswa di UGM bernama PMR-mania. Awalnya PMR-mania hanyalah nama blog yang saya kelola, berisi kumpulan info, berita dan materi bagi punggawa PMR se-Indonesia. Seiring berjalannya waktu, PMR-mania menjadi komunitas yang secara bertahap mulai memberanikan diri untuk aktif melakukan aksi sosial, mengadakan pelatihan serta membantu penyelenggaraan kegiatan PMR. Alhamdulillah, hingga saat ini sudah ada beberapa sekolah, kampus maupun desa yang bermitra dengan PMR-mania, khususnya di kawasan Joglo Semar (Jogja-Solo-Semarang). Puji syukur pula, beberapa agenda yang dijalankan PMR-mania berbuah prestasi manis. 

Prestasi termanis PMR-mania sejauh ini adalah menjadi tim yang sukses mengikuti student exchange ke Negeri Sakura, Jepang. Jepang? Iya Jepang, bangsa Harajuku di Asia Timur yang dulu pernah menjajah Indonesia. Alhamdulillah, prestasi ini berhasil diraih saat PMR-mania mengikuti Youth Competition for Disaster Education yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Japan Foundation pada akhir 2012 lalu. Serangkaian seleksi ketat kami lewati. Hasilnya, dari 139 tim peserta hanya 6 tim yang diterbangkan ke Jepang: PMR-mania (UGM), Korsa (ITB), BFM (UGM), Himapsi (Unsyiah), EGO (ITS) dan Situlung-Tulung (Unhas). Terima kasih Yaa Allah, betapa bersyukurnya kami atas kesempatan emas ini. 

Inti kegiatan kami selama di Jepang adalah melihat dan mempelajari bagaimana manajemen bencana pasca gempa dan tsunami dahsyat di Tohoku, 11 Maret 2011. Gempa dan tsunami tiga tahun lalu itu menyebabkan kerugian yang besar, ribuan nyawa menjadi korban, termasuk bocornya reaktor nuklir Fukushima. Mempelajari manajemen bencana di Jepang merupakan hal yang penting, karena pada dasarnya Indonesia memiliki kesamaan dalam masalah bencana, terutama terkait gempa, tsunami dan erupsi gunung api. 

18 Februari 2013, empat kru PMR-mania beserta rombongan Indonesia mendarat di Bandara Narita, Tokyo. Selama 10 hari, kami dipersilakan menelaah sistem manajemen bencana yang diterapkan di kuil Shinto, stadion Kashima, sungai Onogawa, museum Daishi Keikan, pabrik Kao, SMA Itako dan pasar Michinoeki Itako. Kami pun diajak belajar sambil bermain di pusat pelatihan bencana Honjo Bosaikan dan Panasonic Center. Sungguh, banyak ilmu bagi relawan yang kami dapatkan di sini. 

Semoga kisah sederhana ini dapat menginspirasi, terutama bagi adik-adikku PMR se-Indonesia. Giatlah belajar dan berprestasilah sebanyak mungkin. Selagi usia masih belia, selagi semangat masih membara. Jangan lupa untuk rutin berdonor darah. Insya Allah Hari Palang Merah Internasional 8 Mei nanti, bertepatan pula dengan jadwal saya donor darah yang ke-26 kalinya.

15 comments:

  1. sugoii lintang san! tanoshikatta desu :)

    ReplyDelete
  2. Kak lintang dkk, caioooo~ salam dari SMA IC

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hatur nuhun Salimah, salam buat PMR Insan Cendekia :D

      Delete
  3. kapan nih main ke Wates lagi kak? ditunggu :D

    ReplyDelete
  4. Berarti mas lintang donor yg ke-26 pas ulang tahunku yg ke-16 tahun tuh, hehe Siamo~

    ReplyDelete
  5. Tiyang Solo Surokarto Hadiningrat to? Salam kenal mas Lintang.

    ReplyDelete
  6. Replies
    1. semangat Adinda~ Don't hope to be the best, Just do your best and insyaAllah you will be the best!

      Delete
  7. Saya jadi nyesel nie kawan. Dulu ketika SMA kegiatannya cuma belajar saja, kurang aktif di keorganisasian. Entah baru akhir-akhir ini ketika usia sudah hampir berkepala 3 baru banyak keinginan untuk aktif dalam orgnisasi, pingin aktif memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tapi tidak tahu bagaimana caranya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang lalu biarlah berlalu mas. Tatap masa depan, make your dreams come true. Yuk aktif di PMI, minimal jadi pendonor darah rutin 75 hari sekali ya :D

      Delete
  8. Buat Mimin admin, terima kasih banyak sudah dimuat di sini ^_^

    ReplyDelete