Thursday, April 10, 2014

Marla Nur: Menumbuhkan Jiwa Relawan pada Usia Dini Anak SD

Aku adalah seorang calon guru sekolah dasar yang setiap harinya belajar bagaimana mendidik dan mengajar siswa sekolah dasar. Selain itu saya mengabdi pada organisasi yang memberikan saya kesempatan untuk menghimpun pahala, yaitu KSR PGSD UNNES.

Anggota semua KSR memiliki budaya yang menjadi salah satu tugas, yaitu mengajar PMR. Hampir semua anggota KSR membina PMR di sekolah, baik PMR Madya maupun Wira. Dan ada satu PMR yang terlupakan, yaitu PMR Mula. Inilah yang kurang mendapat perhatian karena terlalu banyaknya SD di kota Semarang, sehingga untuk mengurus PMR Mula akan terasa sulit. Dibalik persaingan ketat anggota KSR untuk membina PMR Madya dan Wira. Apa yang saya lakukan dan rekan-rekan KSR Pgsd lakukan, kami membina apa yang jadi kodrat kami, yaitu PMR Mula di SDN Wonosari 01, suatu pilihan yang sulit tapi juga asyik.

Dimulai pada tanggal 1 Februari 2014, kami memulai pelatihan. Anak-anak sangat antusias mengikuti pelatihan PMR Mula yang kami ajarkan. Belajar, bermain dan bernyayi menjadi salah satu cara untuk memudahkan memahami materi. hal yang paling membuatku bangga menjadi bagian dari pembina PMR di SD ini adalah ketika aku mengajarkan materi kesehatan gigi dan mulut. Aku prihatin tentang kesehatan gigi mereka. banyak dari mereka yang giginya berlubang. Aku ajarkan mereka tentang bagaimana menyikat gigi yang benar dengan praktek sikat gigi. Paling tidak itu membuat gigi mereka agak bersih.

Di hari terakhir pelatihan PMR Mula, aku dan rekan-rekan KSR Pgsd mengadakan simulasi bencana banjir di lingkungan SDN Wonosari 01 Semarang. Saat itu aku menjadi pengarah jalur evakuasi dari pihak PMI. Mereka begitu antusias dalam simulasi kali ini. Saat simulasi dimulai, khususnya saat mereka membantu mengevakuasi temannya yang terluka, mereka malah lari menuju arah banjir dan saat itu juga ada salah satu siswa yang tertinggal. Sekalian saja saya bantu mengevakuasi siswa tersebut dengan menggendongnya.

Rangkaian pelatihan PMR Mula ditutup dengan penanaman pohon oleh pihak siswa di bantaran Sungai Mangkang yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir dan berdekatan dengan SD yang kami bina. Pada akhirnya kita harus melakukan pencegahan terhadap bencana banjir dan anak-anak yang harus memulainya. Mulai dari sekarang inilah diajarkan bagaimana mengevakuasi, melakukan pertolongan dan mencegah adanya banjir. Pengalaman yang saya dapatkan dari masuk KSR adalah dapat berbagi ilmu yang telah saya pelajari ke anak SD yang pada umumnya sangat rentan terhadap bencana di sekitar mereka. Jadi ketika PMI menghadapi bencana, paling tidak anak-anak ini mampu mengurangi beban PMI dalam hal meminimalkan adanya korban.


No comments:

Post a Comment