Monday, April 14, 2014

Novia: Mangrove in Action

Gambar di atas membuatku mengingat kembali masa-masa putih abu-abu yang telah kutanggalkan. Iya aku dulu ikut salah satu ekstrakurikuler yang namanya PMR (Palang Merah Remaja). Begitu banyak cerita yang tak terlupakan saat aku mengikuti serangkaian kegiatan PMR. Ikut ekstra PMR itu tak pernah membosankan, karena kegiatannya positif dan bermanfaat. Aku mendapatkan banyak hal tentang seluk-beluk PMR, kenal banyak teman juga, dapat berkontribusi langsung kepada masyarakat dan lain-lainnya. 

Materi pertolongan pertama, perawatan keluarga, perilaku hidup sehat dan bersih, kesehatan remaja, mitigasi bencana , itulah materi-materi yang aku dapatkan selama aku mengikuti ekstrakurikuler PMR. Tak hanya diajarkan teori, tetapi kami juga diajarkan prakteknya. Menyenangkan bukan? 

Aku mau bercerita salah satu pengalaman yang bakal aku kenang selama hidupku. Tentang cerita di Hutan bakau Baros yang terletak di Dusun Muneng Tirtohargo Kretek Bantul. Aku ke tempat itu dalam rangka mitigasi bencana abrasi di desa tersebut. Tempat itu sangat indah, anginnya semilir karena dekat pantai juga, pemandangannya menyejukan mata, dan natural. Ini merupakan yang keempat kalinya aku berkunjung ke tempat ini tapi aku tidak pernah merasakan bosan. Justru aku dan juga teman-temanku merasa sangat senang dan bahagia. 

Awal mulanya kita ke hutan bakau niatnya mau menanam bakau sih, tapi kata Pak Tyo, Ketua RT Dusun Muneng, saat itu pantai tidak bisa ditanami bakau. Agak kecewa sih, tapi Pak Tyo mempunyai inisiatif lain. Pak Tyo mengajak kami untuk membersihkan hutan bakau dari sampah-sampah yang ada di hutan bakau tersebut. Aku bersama rombongan langsung mengiyakan ajakan dari Pak Tyo. Pak Tyo juga menawarkan setelah acara bersih-bersih selesai kita boleh mainan air pakai perahu yang ada di sekitar hutan bakau tersebut. 

Kami dibagi kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 orang. 1 Kelompok diberi satu karung untuk memungut sampah-sampah yang ada di sekitar hutan bakau (Mangrove) tersebut. Setelah itu kami langsung menuju tempat dimana banyak bertumpukkan sampah. Wah, lumayan juga sampahnya. Biasanya sampah-sampah di hutan bakau ini berupa sandal-sandal jepit dari pantai yang hanyut terbawa ombak dan kemudian menepi di hutan bakau baros. Cukup banyak juga sandal-sandal yang hanyut, Kata Pak Tyo sandal-sandal tersebut biasanya digunakan oleh muda-mudi baros untuk membuat perahu. Kreatif juga ya. 

Aku dan serombongan bisa mengumpulkan sampah satu karung. Isinya sih tak hanya sandal aja, tapi ada juga sampah plastik, bekas kresek, dan lain-lain. Umumnya sampah-sampah itu biasanya dari pantai yang berdekatan dengan hutan bakau baros. Buat masyarakat, mulai sekarang buanglah sampah pada tempatnya ya! Karena jika sampah-sampah betumpukkan di hutan bakau baros akan menimbulkan dampak yang negatif, misalnya banjir, abrasi dan lain-lainnya dan itu sangat merugikan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bakau baros. Kita tahu kan fungsi dari hutan bakau apa? Iya fungsi dari hutan bakau adalah untuk mencegah abrasi. 

Sungguh menyenangkan bila dapat bersatu dengan alam dan kita lebih bisa menghargai alam, karena bencana dapat datang kapanpun.

No comments:

Post a Comment