Sebagai seorang mahasiswi di
salah satu perguruan tinggi terbesar di Kota Palangka Raya, aku bukanlah tipe mahasiswi yang aktif
dalam berorganisasi. Bagiku, kuliah hanyalah semata-mata untuk menuntut ilmu
dan sukses dalam bidang akademik saja tanpa peduli terhadap berbagai kegiatan
organisasi di kampus.
Suatu hari ada salah seorang
temanku mengajak untuk ke Poliklinik (yang berada di dalam ruang lingkup
kampus) untuk ikut mendonorkan darah karena pada saat itu mobil PMI datang ke
Poliklinik dalam rangka Aksi Donor Darah. Tapi, aku merasa itu tidak menarik
dan menolak secara halus ajakan temanku itu.
Sampai pada suatu ketika,
saat aku dan teman-temanku sedang duduk santai di gazebo sambil menunggu jam
kuliah berikutnya, mobil PMI datang dan memarkirkan diri di depan parkiran
kantor Fakultas. Petugas PMI pun keluar dari
mobil dan mempersiapkan segala peralatan yang mereka akan gunakan nantinya
ketika ada mahasiswa yang mendonorkan darah. Dari tempatku duduk, aku hanya
memandangi mereka saja. Sampai akhirnya, temanku pun mulai mengajakku untuk
mendonorkan darah.
“Ayo, kita donor darah yuk,” ajaknya. Aku berpikir sejenak. “Sakit gak?” tanyaku mulai penasaran. “Ga sakit, ga ada rasanya malahan,” ujarnya lagi seolah memberikanku
sugesti.
Aku mulai
mempertimbangkannya. Tak perlu waktu lama, aku pun mengiyakan ajakannya. Kami
berdua pun mulai mendaftarkan diri untuk menjadi pendonor dan melakukan
beberapa tes. Sayangnya, temanku tidak bisa ikut mendonorkan darahnya karena
kadar Hemoglobinnya rendah. Akhirnya, aku pun masuk ke dalam mobil PMI dan
disambut oleh petugas PMI dengan ramah. Aku merebahkan tubuhku di atas kursi
donor. Aku mulai tegang karena takut kalau-kalau nantinya terjadi suatu hal
yang tak diinginkan.
Petugas PMI itu mulai
menyuntikkan jarum donornya. Hei, ternyata tidak sakit sama sekali. Kira-kira
sekitar 10 menit lamanya dan darah yang terkumpul pun sebanyak 1 kantong. Ah,
rasanya ingin sekali mendonorkan darahku hingga 2 kantong banyaknya.
Setelah selesai, aku pun
keluar dari mobil PMI itu dan diberikan sekotak makanan ringan dan aku pun
membagikannya kepada teman-temanku. Senang juga rasanya bisa ikut
berpartisipasi untuk mendonorkan darah. Kesempatan berikutnya takkan mungkin
aku lewatkan.

No comments:
Post a Comment