Tuesday, April 8, 2014

Zuhratul: Dibalik Diklat untuk Jadi Relawan

“....
untuk umat manusia
Diseluruh dunia
PMI menghantarkan jasa “

Itu merupakan sepenggal lagu dari Mars PMI yang sudah saya nyanyikan saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (Baca : SMP). Ya bisa dikatakan dari SMP, saya sudah ikut ambil bagian sebagai relawan kecil (Baca: PMR) walaupun hanya di lingkup sekolah.

Jujur, awalnya saya tertarik ikut PMR itu karena iri melihat kakak kakak PMR saat upacara bendera hari Senin, tempat mereka beda sendiri sama siswa lain, sudah tempatnya di belakang dan ditambah mereka tidak kepanasan karena terik matahari atau bahasa jawanya ayub. Dari hal itu, saya memutuskan untuk mengikuti PMR yang pada awalnya emang karena “enak juga ya ikut gituan, gak kepanasan saat upacara bendera yang lamanya minta ampun, apalagi kalau pembina upacara sudah ngomong panjang kali lebar kali tinggi”.

Namanya juga anak labil, maunya yang enak-enak saja. Dari situ, ketika ada perekrutan anggota PMR di sekolah saya, saya langsung mendaftar. Tentang perekrutan anggotanya, saya nol besar, tidak tahu sama sekali bagaimana mekanismenya dan alhasil saya terkejut dengan mekanismenya. Bayangkan Diklatnya (Pendidikan dan Pelatihan) ada dua macam, diklat ruang dan diklat lapang. Diklat ruang dilaksanakan di sekitar areal sekolah saya selama dua hari, tapi dua hari ini bagaikan satu minggu buat saya, sudah makan di kasih waktu hanya beberapa menit, tidur hanya beberapa jam atau mugkin juga tidak tidur, dan yang lebih ekstrim menyusuri sungai yang warnanya gak jelas tanpa alas kaki.

Diklat lapang dilaksanakan di salah satu pedesaan yang ada di malang selama empat hari. Empat hari tidur di tenda dengan kondisi apapun dan empat hari itu kita disiksa (Baca: Diklat). Ada hari dimana naik ke puncak gunung kemudian turun lagi, ada hari dimana push up di dalam air, dan ada hari dimana jalan tengah malam di pedesaan yang belum kita kenal untuk menemukan kode tertentu tanpa alat penerangan. Tapi dari kegiatan Diklat tersebut, saya menjadi seorang anak yang tangguh dan tidak tahan banting, mungkin karena hasil dari proses diklat. Mungkin yang tadinya ikut gara-gara alasannya iri sama kakak-kakak PMR, mungkin sekarang alasannya berubah menjadi “bagaimana sih dunia relawan itu?”.

Itulah bagaimana cerita saya untuk pertama kali bergabung dalam keluarga relawan. Saat ini saya kuliah di salah satu Universitas negeri yang ada di Jember, dan sekarang juga saya sudah menjadi anggota tetap di KSR PMI UNIT UNIVERSITAS JEMBER.


Untuk menjadi anggota tetap di KSR, mekanismenya lebih panjang lagi, lebih panjang dari rel kereta api. Ada diklat ruang dan diklat lapang, selesai dari dua diklat tersebut kita tidak langsung jadi anggota tetap melainkan cuma anggota biasa, kalau ingin jadi anggota tetap terlebih dahulu kita mengikuti kepanitiaan pertama (penyuluhan), MPA (Masa Pengkaderan Anggota), prapenggukuhan, dan yang terakhir pengukuhan. Setelah pengukuhan tersebut baru kita akan menjadi anggota tetap. Sungguh sangat panjang jalan untuk jadi anggota tetap KSR. Namun, semua hal tersebut juga akan bermanfaat dalam kehidupan kita, kehidupan yang selalu membutuhkan bantuan orang lain. 

2 comments:

  1. tulisan saya sudah di posting..
    terima kasih #ceritapmiku..
    SIAMO TUTTI FRATELLI!

    ReplyDelete
  2. :)
    like
    SEMANGAT!
    perjalanan kita masih sangat panjang, pengalaman dan kemanusiaan masih mengharapkan kehadiran kita... :)

    ReplyDelete