“....
untuk umat manusia
untuk umat manusia
Diseluruh dunia
PMI menghantarkan jasa “
Itu merupakan sepenggal lagu dari Mars PMI yang sudah saya nyanyikan saat
duduk di bangku sekolah menengah pertama (Baca : SMP). Ya bisa dikatakan dari
SMP, saya sudah ikut ambil bagian sebagai relawan kecil (Baca: PMR) walaupun
hanya di lingkup sekolah.
Jujur, awalnya saya tertarik ikut PMR itu karena iri melihat kakak kakak
PMR saat upacara bendera hari Senin,
tempat mereka beda sendiri sama siswa lain, sudah tempatnya di belakang dan
ditambah mereka tidak kepanasan karena terik matahari atau bahasa jawanya ayub. Dari hal itu, saya memutuskan
untuk mengikuti PMR yang pada awalnya emang karena “enak juga ya ikut gituan,
gak kepanasan saat upacara bendera yang lamanya minta ampun, apalagi kalau pembina
upacara sudah ngomong panjang kali lebar kali tinggi”.
Namanya juga anak labil, maunya yang enak-enak saja. Dari situ, ketika ada
perekrutan anggota PMR di sekolah saya, saya langsung mendaftar. Tentang
perekrutan anggotanya, saya nol besar, tidak tahu sama sekali bagaimana
mekanismenya dan alhasil saya terkejut dengan mekanismenya. Bayangkan Diklatnya
(Pendidikan dan Pelatihan) ada dua macam, diklat ruang dan diklat lapang.
Diklat ruang dilaksanakan di sekitar areal sekolah saya selama dua hari, tapi
dua hari ini bagaikan satu minggu buat saya, sudah makan di kasih waktu hanya
beberapa menit, tidur hanya beberapa jam atau mugkin juga tidak tidur, dan yang
lebih ekstrim menyusuri sungai yang warnanya gak jelas tanpa alas kaki.
Diklat lapang dilaksanakan di salah satu pedesaan yang ada di malang selama
empat hari. Empat hari tidur di tenda dengan kondisi apapun dan empat hari itu
kita disiksa (Baca: Diklat). Ada hari dimana naik ke puncak gunung kemudian
turun lagi, ada hari dimana push up
di dalam air, dan ada hari dimana jalan tengah malam di pedesaan yang belum
kita kenal untuk menemukan kode tertentu tanpa alat penerangan. Tapi dari
kegiatan Diklat tersebut, saya menjadi seorang anak yang tangguh dan tidak
tahan banting, mungkin karena hasil dari proses diklat. Mungkin yang tadinya
ikut gara-gara alasannya iri sama kakak-kakak PMR, mungkin sekarang alasannya
berubah menjadi “bagaimana sih dunia relawan itu?”.
Itulah bagaimana cerita saya untuk pertama kali bergabung dalam keluarga
relawan. Saat ini saya kuliah di salah satu Universitas negeri yang ada di
Jember, dan sekarang juga saya sudah menjadi anggota tetap di KSR PMI UNIT
UNIVERSITAS JEMBER.
Untuk menjadi anggota tetap di KSR, mekanismenya lebih panjang lagi, lebih
panjang dari rel kereta api. Ada diklat ruang dan diklat lapang, selesai dari
dua diklat tersebut kita tidak langsung jadi anggota tetap melainkan cuma
anggota biasa, kalau ingin jadi anggota tetap terlebih dahulu kita mengikuti
kepanitiaan pertama (penyuluhan), MPA (Masa Pengkaderan Anggota),
prapenggukuhan, dan yang terakhir pengukuhan. Setelah pengukuhan tersebut baru
kita akan menjadi anggota tetap. Sungguh sangat panjang jalan untuk jadi
anggota tetap KSR. Namun, semua hal tersebut juga akan bermanfaat dalam
kehidupan kita, kehidupan yang selalu membutuhkan bantuan orang lain.
tulisan saya sudah di posting..
ReplyDeleteterima kasih #ceritapmiku..
SIAMO TUTTI FRATELLI!
:)
ReplyDeletelike
SEMANGAT!
perjalanan kita masih sangat panjang, pengalaman dan kemanusiaan masih mengharapkan kehadiran kita... :)