Thursday, May 1, 2014

Achmad M: Bagaimana PMR Mengubah Hidupku

Remaja adalah proses transisi dari seorang anak menjadi manusia dewasa, proses ini merupakan proses pencarian jati diri dan pengakuan bagi seorang manusia, begitu pula dengan Aku. Dulu, tepatnya tiga tahun yang lalu, Aku adalah seorang yang cuek akan segala hal, baik dalam sosial maupun prestasi. Aku kerap kali mencari ketenaran semata, entah itu dianggap positif atau negatif untuk orang lain. Tujuannya satu, yaitu agar dapat dianggap oleh lingkungan pergaulan. 

Hingga Aku bergabung dengan PMR di sekolahku, tiada tujuan mengapa Aku memilih mengikuti ekstra kulikuler PMR, tetapi Aku lebih menjadikan PMR sebagai ajang aksistensi semata. Ternyata harapanku salah. PMR memiliki banyak kegiatan, mulai dari latihan setiap hari rabu pulang sekolah sampai banyaknya kegiatan undangan dari luar sekolah terkait PMR. Waktu demi waktu pun berjalan Akupun mulai berproses, Aku yang tadinya adalah manusia beku tanpa kepedulian terhadap sesama, tetapi semenjak mengetahui bagaimana peran seorang relawan dalam mengolah setetes darah untuk menyelamatkan hidup orang banyak. Aku mulai sadar mengenai isu social di masyarakat. Yap, Aku tidak mendapatkan aksistensiku, tetapi menjadikan Aku mengenal pribadiku dan menjadikanku lebih dewasa. 

Mengembangkan kesadaran terhadap isu sosial tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu suatu proses yang memerlukan pemikiran dan hati nurani di dalamnya. Ketika Aku menjadi panitia pendonoran darah, adalah waktuku yang sangat memiliki arti bagiku. Aku melihat bahwa donor darah, bukanlah sekedar mengambil darah dari seorang manusia, tetapi lebih kompleks dari itu. Dalam setetes darah ternyata memiliki nilai yang teramat didalamnya, bagimana tentang setetes darah mampu menyelamatkan kehidupan orang lain, bagimana setetes darah diperjuangkan agar sampai kepada orang yang tepat dan dengan cara yang tepat. Tetapi yang lebih penting bagiku adalah, jangan sampai kita menumpahkan darah orang lain jika kamu tidak mampu menggantinya, karena setetes darah memiliki nilai kehidupan di dalamnya. 

Ini bukan tentang “Aku” tetapi bagaimana PMR bisa mengubah seorang remaja yang tidak memiliki kepedulian sosial menjadi peka terhadap isu sosial. PMR merupakan wadah yang tepat untuk remaja berproses menghadapi masa remajanya, karena menurutku remaja adalah bagian yang paling penting dalam siklus kehidupan yang akan berpengaruh pada masa depannya nanti. Aku berharap akan ada “Aku-aku” lainnya yang dapat diarahkan menjadi manusia yang lebih positif melalui PMR.

No comments:

Post a Comment