Friday, May 2, 2014

M. Afif: Kesatria Kemanusiaan

Dibutuhkan belasan kantong darah bergolongan darah AB bagi pasien bernama alfi yang sedang berada di ruangan IGD RS Sardjito dalam kondisi kritis. Begitu pesan singkat yang terkirim ke nomorku. Akhir-akhir ini, sms seperti ini seringkali datang kepadaku dari nomor yang tak dikenal. Terkadang aku menganggapnya sama seperti sms penipuan yang sering mengiming-imingi uang puluhan juta.Satu hal yang membuatku muak adalah alasan penipuan yang dibuat pengirim pesan singkat ini adalah kantung darah. 

Namun, tatkala nama rumah sakit yang disebutkan sangat familiar di telingaku,akupun mencoba berpikir positif. Saat itu juga aku menuju rumah sakit.Sesampainya disana, aku mendatangi petugas rumah sakit untuk menanyakan ruangan yang disebutkan di sms itu. “ada di ruangan sana mas.Mari saya antarkan!” selang beberapa menit kami telah sampai di pintu ruangan IGD. Dari depan pintu ruangan aku menyaksikan pasien yang sedang dalam keadaan gawat tengah pingsan.Kepala, wajah, tangan dan kakinya berbalut perban. Tidak jauh dari ruangan itu, aku menemukan beberapa orang sedang mendonorkan darahnya pada PMI. 

Ketika kutanyakan untuk siapa mereka mendonorkan darah itu, mereka menjawab “untuk pasien yang di ruangan IGD mas. Aku dapat sms kalau pasien itu tengah kritis dan membutuhkan beberapa kantong darah.” Mendengar penjelasannya, tanpa berpikir panjang akupun mendonorkan darahku untuk si pasien. Selesai darahku diambil,aku sempat berdiskusi dengan beberapa anggota PMI disana.“Pak, kenapa pasien itu masuk IGD? Apa penyebabnya?” “sewaktu berkendara di jalan raya, dia ditabrak mas. Lalu pelakunya pergi tancap gas tidak peduli. 

Beberapa warga yang menyaksikan kejadian itu membawa korban ke rumah sakit.”mendengar penjelasan si Bapak, jiwaku memberontak. ”Pelakunya udah dilaporin ke polisi Pak?” “warga sudah melaporkannya mas.” ‘kurang ajar betul dia! mudah-mudahan dia ditangkap!’ Batinku berkata demikian. Ahh, sudahlah. Saat ini kesembuhan si pasien jauh lebih penting daripada pelakunya. Setelah menenangkan diri, akupun melanjutkan obrolanku dengan pengurus PMI. “Pak, PMI kok bisa tahu kecelakaan ini dan begitu sigap datang ke sini?” “sudah menjadi tugas kami mas mengurus masalah seperti ini.Tadi pihak rumah sakit menghubungi PMI dan menjelaskan ada pasien yang butuh belasan kantong darah golongan AB. 

Lalu kamipun bergegas ke sini. Saat itu juga kami menyiapkan stok darah yang sesuai untuk si pasien. Tapi ternyata masih kurang. Lalu kami hubungi orang-orang yang nomor kontaknya ada di PMI.” Mendengar penjelasannya, saya kembali bertanya“berarti nomor kontak saya ada di PMI dong pak!? darimana PMI mendapatkannya?” “mungkin masnya pernah mendonorkan darah sebelumnya atau pernah bekerjasama dengan PMI atau ikut kegiatannya?” “oiya pak. Saya pernah mendonorkan darah sebelumnya dan juga pernah bekerjasama dengan PMI Kotagede.” Seminggu setelah kejadian itu, aku kembali ke RS Sardjito untuk memastikan apakah si pasien masih ada disana. 

Sesampainya di rumah sakit, aku menemui dokter yang tempo hari kutemui di ruangan IGD lalu menanyakan pasien yang kumaksud. “beliau sudah sembuh mas dua hari yang lalu.Untung saja PMI cukup sigap dan darah yang dibutuhkannya terkumpul saat itu. Jika tidak, kemungkinan dia sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.” Begitu penjelasan dokter. Mendengar penjelasan beliau, seketika itu aku benar-benar mengagumi pengorbanan PMI dalam membantu sesama.Terima kasih kesatria yang berprikemanusiaan!

No comments:

Post a Comment