Saturday, May 3, 2014

Yogi: Dari Twitteran Berujung Kebahagiaan

Teringat ungkapan “Setetes darah anda berguna untuk menolong sesama”. Maka sejak diusia 15 Tahun dimana ketika saat itu sudah mengenal apa yang namanya donor darah dan sejak saat itu pula ada keinginan dalam hati untuk melakukannya. Namun hal itu urung dilakukan mengingat kualifikasi umur belum memenuhi syarat untuk melakukan donor darah. 

Setelah menunggu, akhirnya niatan untuk melakukan donor darah bisa terwujudkan. Saat itu sekolah mengadakan bhakti sosial yang digagas oleh PMR (Palang Merah Remaja). Akhirnya saya memutuskan untuk ikut dan Alhamdulillah lolos dari segala kualifikasi yang ditetapkan meski sebelumnya ditakut-takuti oleh teman tapi niat yang sudah tertanam tetap tidak bisa dirubah oleh apapun dan akhirnya sekantung darah telah menjadi saksi betapa hebatnya ketika suatu perbuatan yang telah diniatkan bisa terlaksanakan dan rasa puas itu sungguh sangat luar biasa. Itulah pertama kalinya saya melakukan donor darah saat duduk dibangku kelas XII SMA.

 Setelah lulus SMA saya memutuskan untuk melanjutkan study di Yogyakarta. Kota yang menyimpan sejuta kenyamanan dan keindahan. Setelah beberapa hari tinggal di Yogyakarta, tetapi rasa nyaman itu membuat semakin kerasan tinggal di Yogya, hanya saja saat itu belum tahu seluk beluk tempat – tempat di Yogya. Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit mulai mengetahui jalanan dan tempat di Yogya ini. Belum genap satu bulan tinggal di Yogya, ketika sedang asyik main twitteran, saya melihat salah satu akun pemberi segala informasi seputar Yogyakarta. Ketika saya itu saya tweet tersebut sekitar pukul 20:00 WIB dan tweet tersebut diinformasikan sudah sejak satu jam yang lalu. Saya terhenyak ketika seseorang yang disebutkan di tweet tersebut membutukna golongan darah O sekitar belasan kantong darah. 

Akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi Contact Person yang dicantumkan dalam isi tweet tersebut melalui sebuah sms untuk menawarkan bantuan darah. Setelah menunggu sekitar 15 menit, handphone berbunyi kemduian nomor yang saya hubungi tadi memberikan respon yang saya ingat isinya “Terimakasih atas kepedulian Mas, namun Alhamdulillah kantong darah yang diperlukan sudah terpenuhi, tetapi apakah mas bersedia jika suatu saat mas kami hubungi jika masih kekurangan darah?”. Melihat jawaban seperti demikian entah dari mana perasaan serasa lega mendengar kebutuhuan darah sudah terpenuhi, bukan karena lega tidak jadi mendonor tapi ada perasaan luar biasa ketika si korban tersebut sudah terpenuhi kebutuhan darahnya. Setlah itu saya membalas pesannya “Alhamdulillah, Iya saya siap mbak”. 

Saat setelah komunikasi tersebut diakhiri setengah jam kemudian saya mendapatkan sms kembali dari seseorang yang saya hubungi tadi dan di sms itu dikatakan bahwa dibutuhkan darah untuk seorang anak kecil sekitar umur 5 tahunan juga membutuhkan lumayan banyak kantung darah. Tanpa piker panjang saya langsung mengiyakan dan langsung menuju rumah sakit tersebut namun ada satu masalah dimana Rumah Sakit yang disebutkan saya tidak mengetahui letaknya dimana dan setelah berkomunikasi sedemikian rupa dengan seseorang yang saya ketahui kemudian adalah seorang wanita dia menuntun saya hingga sampai dirumah sakit melalui smsnya. 

Kemudian saya mendonorkan darah dan ketika melihat jam saya terhenyak ketika jam menunjukkan pukul 22.35 berarti sekitar satu jam setengah mencari-cari rumah sakit tapi Alhamdulillah rasanya bahagia darah ini bisa membantu orang lain.

No comments:

Post a Comment