Saturday, May 3, 2014

Yusuf: Dulu Hingga Kini: Kisahku Bersama PMI

Berbicara tentang PMI membawa ingatan saya kembali pada situasi 15 tahun yang lalu, saat mengikuti aktifitas Palang Merah Remaja (PMR) ketika masih mengecap bangku SMP.PMR menjadi salah satu organisasi yang menarik perhatian saya saat memasuki SMP. Pikiran saya sederhana, keinginan saya untuk menjadi dokter kala itu membawa saya ingin terlibat dalam organisasi yang bersifat medis, meskipun awalnya saya hampir tidak memahami seberapa signifikan ilmu dan keterampilan yang diajarkan.

Saya ingat, salah satu hal yang menggoda adalah previlege para petugas PMR yang dapat duduk manis di ruang UKS dengan dalih bertugas saat upacara setiap hari Senin. Namun, yang paling berkesan adalah ketika di kemudian hari, saya terpilih menjadi ketua PMR tingkat SMP. Tidak ada pilihan lain, selain menjalankan aktifitas organisasi yang menyenangkan bersama sahabat dan kebanggaan saat beberapa kali menjuarai lomba kepalangmerahan. Meskipun pada akhirnya tidak lagi tenggelam dalam aktifitas kepalangmerahan selepas SMP hingga saat menekuni profesi dokter,kilas balik kenangan tentang PMR membuat saya sadar. 

PMR sebagai organisasi underbow PMI, secara khusus memberikan perhatian pada remaja usia sekolah, mengajak siswa siswi untuk melek terhadap permasalahan kesehatan remaja sekaligus kegiatan promotif dan preventif terhadapnya.Salah satu yang membekas dalam ingatan adalah tentang pendidikan seks remaja dan bagaimana peranan remaja menyikapi permasalahan kesehatan melalui pendidikan remaja sebaya.Dalam PMR, hal tersebut telah diajarkan secara gamblang.Tindakan pertolongan pertama pun diberikan.

 Meskipun hanya tindakan pertolongan sederhana berupa prinsip dasar teoritis dan praktis yang seharusnya dapat dipahami dan dipraktikan dalam situasi kegawatan, namun penting agar upaya pertolongan pertama tidak justru memperburuk kondisi korban. PMR memberikan pendidikan pertolongan pertama yang seharusnya menjadi keterampilan dasar yang perlu dikuasai masyarakat awam dan diintegrasikan dalam sistem pendidikan. Sebagai sebuah organisasi, PMR menjadi wahana untuk mengasah softskill sekaligus kebersamaan kolektif yang sangat bermanfaat. PMR merupakan satu kegiatan PMI yang kebetulan saya pernah terlibat. Aktifitas PMI yang saya ikuti saat ini hanyalah kegiatan donor darah. 

Beberapa kesempatan saya diingatkan akan pentingnya aktifitas ini, salah satunya ketika seorang anggota keluarga saya memerlukan transfusi darah. Meskipun pada akhirnya kebutuhan darah tercukupi, saya tersadar, tidaklah mudah untuk mendapatkan donor dengan golongan darah yang sesuai dalam jumlah mencukupi. Kesempatan lainnya yaitu selama aktifitas pendidikan dokter di rumah sakit yang membuat saya dihadapkan dengan situasi saat salah seorang pasien memerlukan transfusi darah. Saat itu kebetulan golongan darah saya sesuai.Dengan senang hati, saya donorkan darah saya. Hingga pada suatu hari, ketika salah salah satu rekan memberi kabar bahwa pasien yang pernah saya beri sumbangan darah tersebut akhirnya meninggal, namun istrinya menitipkan salam dan ucapan terima kasih untuk saya. Saya merasa tersentuh. 

Semenjak itu saya makin rutin melakukan donor darah setiap 3 bulan. Bagi kami praktisi medis, menyadari betul peran PMI dalam peningkatan status kesehatan masyarakat khususnya diIndonesia. PMI merupakan organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam berbagai lini aktifitas sosial, mulai dari edukasi, pelayanan kesehatan, mitigasi bencana hingga pemberdayaan masyarakat. Mengingat peran besarnya, dalam rangka Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia, saya sangat berharap semoga PMI makin berkembang dalam memberikan pelayanan kemanusiaan, khususnya bagi masyarakat Indonesia.Semoga Palang Merah Indonesia tetap Jaya!

No comments:

Post a Comment