Saturday, May 3, 2014

Syurawasti: Menolong Sesama Manusia, Generasi Sehat Masa Depan

Aku masih mengingat cerita “Princess Cassela” yang sakit gigi karena makan begitu banyak cokelat. Dia bahkan mencuri cokelat dilemari es. Dia memakan cokelat yang sangat banyak dan malas menyikat gigi. Akhirnya dia menangis karena sakit gigi. Cerita Princess Cassela tiba-tiba muncul dibenakku saat itu. 

Terinsipirasi dari sebuah cerita yang pernah kubaca dari buku cerita adikku. Cerita itu cukup berhasil menarik perhatian anak-anak yang lugu diKampung Garassikang, Kabupaten Jeneponto. Cerita Princess Cassela menjadi cerita pembuka yang cukup sukses mengantar dan membuka pikiran anak-anak untuk memahami pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi. Waktu itu Sabtu, 6 April 2014 saya dan teman saya menjadi fasiliator penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) diSD 37 Garassikang. 

Penyuluhan PHBS meliputi cuci tangan,menjaga kebersihan lingkungan dan menyikat gigi. Ini merupakan rangkaian kegiatan “Aksi Relawan” yang diadakan oleh Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Universitas Hasanuddin Makassar. Saat itu saya belum cukup setahun menjadi anggotanya. Selama penyuluhan, anak-anak SD 37 Garassikang tampak antusias. Mereka duduk memerhatikan hal-hal yang kami sampaikan. Saya membuka sesi dengan menyampaikan cerita, kemudian menunjukkan contoh model gigi. Selanjutnya saya menayangkan slide yang sudah saya buat sedemikian rupa untuk level anak-anak SD. 

Saya juga memperlihatkan video mengenai cara menyikat gigi yang benar. Saya pun mempraktikkan sendiri cara menyikat gigi tersebut. Setelah itu, saya meminta beberapa anak untuk memperagakan cara menyikat gigi yang benar di depan teman-temannya. Agar lebih termotivasi untuk mengajukan diri, kami menyiapkan hadiah untuk anak-anak yang mau memperagakannya. Penyuluhan mengenai pentingnya menyikat gigi yang benar ini, merupakan sesi terakhir dalam penyuluhan PHBS. 

Setelah itu, anak-anak akan memperagakan materi yang sudah diberikan diluar kelas. Kami sudah mempersiapkan aliran air dipipa. Anak-anak akan mempraktikann cara mencuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun dan cara menyikat gigi yang benar. Saya dan teman saya yang kembali mengarahkan anak-anak tersebut. Tidak mudah juga mengarahkan anak-anak itu. Ada anak-anak yang kurang bisa diberitahu untuk tetap diam atau menunggu giliran. Banyak juga dari mereka yang berebut sikat gigi. Saat itu kami memang membagikan sikat gigi gratis untuk anak-anak itu. Menjadi fasilitator untuk anak-anak tidaklah selalu berjalan mudah. 

Seringkali kesabaran saya diuji oleh tindakan anak-anak yang ribut, tidak mau mendengar dan tidak bisa menunggu. Saya berupaya untuk memahami hal tersebut. Saya pun berupaya untuk tetap santai apabila diperhadapkan pada kondisi seperti itu. Bersikap santai namun tetap memiliki power terhadap anak-anak itu. Saya berterima kasih kepada PMI yang pertama kali memperkenalkan saya pada dunia “menolong sesama”. Saya tetap menganggap bahwa membina anak-anak merupakan bentuk tindakan saya untuk menolong sesama. Menolong dimulai dari hal-hal yang kecil. 

Jauh dalam lubuk hati, saya mempercayai bahwa dengan membina anak-anak saya telah terlibat dalam perbaikan generasi umat manusia dimasa yang akan datang. Pada masa-masa selanjutnya saya akan tetap terlibat dalam kegiatan menolong sesama manusia. Hingga saat ini saya masih terus menginternalisasi tujuh prinsip dasar gerakan internasional palang merah dan bulan sabit merah. Tujuh prinsip yang merupakan nilai yang sangat penting dimiliki dalam menolong sesama manusia

No comments:

Post a Comment