Thursday, May 1, 2014

Anisa F: Kalah, Bukan Akhir Segalanya

Kala itu aku dan teman-teman seperjuanganku di Palmagita(Palang Merah SMA Negeri Tumpang) mengikuti lomba Bara pamera yang diadakan oleh Universitas Islam di Kotaku. Ada banyak anak PMR wira dan madya berada di lapangan asrama TNI yang luas ini. 

Hari pertama sesampai di lokasi lomba. Aku dan teman-teman saling bekerjasama memindahkan barang-barang dari pick-up ke lokasi yang akan menjadi tempat tenda kita berdiri. 

 “akhirnya tenda kita berdiri, walau sederhana namun bisa buat istirahat.”ucap Rista, salah seorang temanku ini sambil tersenyum puas. Tak hanya Rista, aku dan teman-teman yang lain pun merasakan hal yang sama. 

Setelah lelah membangun tenda, kita beristirahat namun ada juga yang jalan-jalan sekedar melihat-lihat walaupun lapangan kala itu becek. Lantaran hujan deras yang mengguyur kota ini sore tadi. Hari kedua Pagi yang biasanya di sambut oleh ayam berkokok namun untuk hari ini berbeda, karena panitia membangunkan peserta dengan cara membunyikan suara sirine megaphone, dan seketika aku dan teman-teman terbangun. Dan segera membersihkan diri, sholat subuh dan bersiap menjalankan aktifitas hari ini.

 “cerdas cermat di mulai pagi ini, kalian semangat ya ?”ucap salah seorang kakak alumni cantik, serta guru pembimbing kita selama ini. “iya kak.”jawab Andany dkk yang akan mengikuti lomba cerdas cermat. 

Hari ke- 3 

Dan hari inilah saat-saat yang sangat membuat jantung semakin berdegub kencang,lantaran regu 1 dan 2 dari sekolahku ini melaksanakan lomba. Gelombang pertama kelompokku dahulu yang tampil, yel-yel yang sebenarnya baru kita buat pada hari kedua itu kita teriakkan dengan kompak. Pos demi pos kita lalui, dan terakhir tes tulis. Akhirnya terdengar peluit berbunyi dan segera kita meninggalkan lokasi, giliran untuk gelombang kedua yang akan diikuti oleh regu 2 dari sekolahku. 

“Semoga mereka lebih berhasil “batinku, karena aku dan reguku memang merasa banyak kesalahan yang kita buat akibat canggung yang kita rasakan. Dan sekarang saat nya untuk pemilihan Duta Bara, perwakilan dari reguku adalah Ninda yang akan menampilkan Tari Monelnya, dan Regu 2 adalah Lusi yang akan membawakan lagu Bengawan Solo. 

Suasanan kala itu begitu meriah meski terik matahari yang begitu panas menyengat tubuh. Semangat kita pun juga tak luntur, hingga akhirnya datanglah saat-saat yang menentukan. Membuat jantung berpacu kencang,karena saat ini pengumuman pemenang lomba. Harap-harap Cemas, berjam-jam panitia membuat jantung berdegub seperti aliran musik Rock, sayang sekali apa yang kita impikan tak terpenuhi lantaran kita tak memenangkan lomba apapun.

 “sudah teman, jangan menangis kekalahan kita adalah awal keberhasilan kita kelak.” Batinku, ingin rasanya menguatkan teman-teman yang bersedih namun apa daya aku juga tak mampu membendung rasa kecewa ini.

 Namun pada akhirnya aku dan teman-teman sadar bahwa kita telah memperoleh pengalaman berharga. Kita sudah berusaha, Tuhan yang menentukan dan apapun itu hasilnya kita harus lapang dada. Karena kekalahan adalah kemenangan yang tertunda, dan kekalahan itu bukan akhir dari segalanya.

No comments:

Post a Comment