Thursday, May 1, 2014

Eva: PMR My Decision!

Saat itu aku duduk di kelas 1 smp,sebagai seorang siswa baru,tahap yang harus dilalui adalah memilih ekstrakurikuler. semua tampil begitu sempurna dan memukau semua siswa baru,. Theater,Paskibra,Marching Band,PMR, maupun pramuka menunjukkan aksinya. 

Setelahnya, aku bersama temanku memilih. Awalnya aku berminat sekali untuk ikut Marching band,karena saat SD aku anggota Marching band, tapi karna ingin berganti suasana aku melirik Paskibra,karena terkagum dengan Disiplinnya, dan seperti yang sering terlihat di Televisi saat 17 Agustus,mereka mengibar bendera di istana,terlihat cool! 

Tapi akhirnya pilihanku jatuh pada PMR,ya seorang yang masih labil,karna mengikuti temannya yang memilih PMR,akupun akhirnya jadi ikut PMR. Aku tak terlalu suka karna pada saat promosi hanya mendemo kan bagaimana cara menandu.desakan temanku yang begitu kuat yang saat itu bilang “udah pilih PMR aja,ga ada gurunya ini,kita ngga ngapa – ngapain”. 

Ya memang seorang guru berkata seperti itu,bahwa petugas PMI sudah di hubungi tapi sampai sekarang belum datang – datang,tapi nanti kita usahakan kita akan hubungi lagi,sejauh ini PMR diajar dengan saya” ucap guru wanita berkacamata itu aku masuk kedalam ruangan saat kulihat ternyata lumayan banyak sekitar 15orang,apakah mereka berpikiran sama dengan pikiran temanku? 

Guru itu bercerita tak ada perwakilan petugas PMI yang datang kesini,padahal permintaan itu sudah diajukan setahun yang lalu,alhasil kini dia yang memegang peranan PMR disekolah karena sedikit banyak mengerti tentang PMR. minggu berlalu kegiatan yang dilakukan hanya menulis catatan asal muasal PMI hingga PMR itu sendiri. sampai akhirnya tak ada lagi yang dicatat dan kami benar – benar tidak ada kegiatan,karna guru itu aslinya guru theater. tapi semua itu berubah saat aku mengikuti diklat, pengertianku tentang PMR itu berubah.

Diklat memang tidak terlalu memberiku pengertian yang berarti dan membekas,tapi kupikir saat kutahu bahwa ekskulku adalah sebuah jabatan,jabatan tentang sebuah tanggung jawab,yaitu tanggung jawab bagaimana menjadi seorang manusia yang bisa bermanfaat sebaik – baikknya bagi orang lain. 

Bukankah ada dalam sebuah hadits ,”bahwa sebaik – baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya”. setelah diklat itu aku menjadi petugas PMR yang berdiri di belakang saat upacara,dan dengan sigap segera bertindak saat siswa membutuhkan pertolongan. 

Hingga tak terasa setahun sudah berlalu,semakin banyak yang masuk ke PMR. kini giliran kami yang harus menyiapkan promosi untuk menarik minat siswa baru ,tak kusangka responnya begitu luar biasa,tepukan meriah dari mereka..hingga akhirnya saat itu,Sekitar 30 orang lebih memilih masuk ekskul PMR. aku jadi semakin giat dan bersemangat. 

Setelahnya aku sungguh menikmati ekskulku,sampai saking semangatnya uang lebaran ku,ku belikan kotak P3K,tak kupercaya,beberapa siswa yang membutuhkan obat datang ke kelas menghampiriku,tak meminta obat ke guru. Senangnya. karna terlihat begitu potensial,menjelang detik kelulusanku,guru itu bilang akan ada UKS Resmi,karna selama ini hanya ruang biasa,senang mendengarnya,setidaknya kini tidak seperti saat pertama kali aku masuk. Mereka bisa lebih baik lagi dariku dengan segala fasilitasnya hingga saat ku masuk ke sekolah SMA,aku pun melanjutkan pilihanku pada PMR,kali ini benar didasari dari Hatiku, tekadku hingga hari ini,walau sudah lulus. 

Aku akan terus menjadi manusia yang bermanfaat untuk diriku dan orang lain. Dimanapun,karna yang paling membahagiakan adalah dapat melihat seseorang tersenyum dengan lebarnya. Terimakasih PMR,tak ada yang bisa mengobati kebahagiaan hati selain berbagi.

2 comments: