Friday, May 2, 2014

Nina: As A Volunteer

Mengapa kamu jadi relawan? saya pun tidak tahu pasti jawabannya. Menjadi relawan merupakan panggilan jiwa, hanya diperuntukkan bagi orang-orang luar biasa yang mau merelakan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk menolong sesama. Banyak sekali ilmu dan pengalaman berhargayang saya dapatkan selama menjadi relawan. Salah satunya yaitu pengalaman saat saya ikut dalam tanggap darurat pasca meletusnya Gunung Kelud. 

Saat itu saya sedang dalam proses penyusunan untuk tugas akhir studi, pagi hari pasca letusan saya mendapat informasi lewat sms yang berisi bahwa PMI Kab. Malang membutuhkan relawan dan diharapkan berkoordinasi dengan markas untuk keberangkatan. Saat itu saya benar-benar tidak bisa meninggalkan tugas akhir, saya pun mencoba menghubungi rekan-rekan KSR lainnya, hanya 2 orang saja yang bersedia. Itulah mengapa saya katakan menjadi relawan itu hanya untuk orang-orang khusus. 

Akhirnya pada hari Minggu16 Februari 2014 saya berangkat ke posko darurat milik PMI Kab. Malang yang berlokasi di Kec. Pujon, setelah menyelesaikan persuratan untuk studi akhir. Setiba disana sudah hampir siang, saya bingung harus melakukan apa, pembagian tugas dilakukan pada malam hari dan briefing pagi hari. Kebetulan salah satu relawan mengajak saya ikut mendistribusikan barang dan bahan makanan ke wilayah yang belum terjangkau. Kami mendistribusikan barang dengan mengendarai ambulan, rute perjalanan cukup jauh dari posko. 

Sepanjang jalan banyak saya temui warga, relawan, dan tentara yang mulai membersihkan tempat tinggal dan jalanan yang tertimbun abu vulkanik. Setiba di lokasi pendistribusian saya masih bisa melihat timbunan abu vulkanik yang cukup tebal sekitar 2-5 cm. Setelah itu kami masih harus menjemput warga yang sakit di Desa Njombo, dengan menempuh rute yang lebih jauh lagi. Seorang kakek mengalami sesak dengan tekanan darah rendah dan hanya tinggal bersama istrinya yang sudah tua, akhirnya kami membawanya untuk berobat ke posko kesehatan di Kec.Pujon, beberapa tetangganya yang ikut menemani. Akhirnya mobil ambulan kami mengangkut delapan orang, diluar dugaan selama perjalanan saya sedikit mabuk. Siangnya kami kembali ke desa tersebut untuk melakukan pelayan kesehatan bersama tim yankes PMI Kab. Malang. 

Hari berikutnya, 17 Februari 2014 saya dan beberapa relawan lainnya mendapat tugas untuk melakukan assesment. Saat itu kami memang diberi arahan langsung dari Tim assesment PMI Kab. Malang, terkait data-data yang dibutuhkan seperti data pengungsi, data orang-orang yang sakit, dan data kebutuhan barang. Setiap tim terdiri dari 2 orang yang melakukan assesment untuk 2 desa. Inilah bagian vital yang harus kami lakukan, karena data-data apapun yang kami dapatkan akan menjadi sumber data penting. Assesment dilakukan pagi hingga sore hari selain lokasi yang jauh, masih kurang terstrukturnya pencatatan di beberapa lokasi pengungsian menjadi kendala. 

Malam harinya kami masih harus merekap berbagai data terkait pengungsi dan kebutuhan. Terlepas dari berbagai kesulitan yang kami hadapi, kami berusaha melakukan yang terbaik. Distribusi berlangsung selama 2 hari hingga 19 Februari 2014 karena jumlah kendaraan yang terbatas serta lokasinya yang cukup berjauhan. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan selama menjadi tim assesment. ”#AsVolunteer, I lost my mind, but I found my soul”

No comments:

Post a Comment