Saturday, May 3, 2014

Zahida: Satukan Hati Temukan Jiwa Relawanmu

Hanya rintangan yang menguatkanku pada kancah perjuangan tak bertepi. Ketika arus badai kian dahsyat menggempur raga, kurasa aku tak tau dimana jiwaku harus berpijak. Gelisah melanda hingga keberontakan menggemparkan batin. 

Harus kuarungi untuk menemukan pintu masuk bagiku. Mengembara melintasi laut tak bertepi. Mengarungi angkasa tiada batas. Kelak perjalanan ini, kasih Ilahi kan semakin mengisi relung jiwaku. Jiwa yang berlambang palang merah berhias melati. Yang menetap di dada kiri. MOS waktu pertama kali semua ditempat ini diperkenalkan. SMP 1 Cilegon tepatnya dimana aku belajar untuk masa depan dan meraih semua yang aku cita-citakan. Demo eskul yang memikat hati itu PMR, dimana nanti akan belajar berbagi untuk kemanusiaan. Aku bersama teman-teman baru memilih PMR dibanding eskul lain. 

Bulan demi bulan kami belajar tentang kepalang merahan, pertolongan pertama, remaja sehat peduli sesama, Donor Darah, dll. Yang berlandaskan 7prinsib Palang merah dan bulan sabit merah serta Tri Bakti. Calon anggota PMR berjumlah sekitar 150 lebih. Pertama kalinya di daerah cilegon peminat ekstrakulikuler mencapai angka sebesar itu. Tetapi pertanyaan besar sungguh mengejutkan, dua hari menjelang Diklatsar hanya 53 orang saja yang mengikuti. Entah mereka takut akan terjadi bully atau apapun. 1-12-2012 Diklatsar perdana akan dilaksanakan dari jam 3 sore, dan pada hari itu juga hari HIV/AIDS sedunia. Dalam Diklat ini bertemakan Satukan Hati Temukan Jiwa Relawanmu, yang diharapkan untuk menjadi calon dari kader-kader relawan masa depan yang berprinsip dan menjalankan tri bakti. 

Upacara pembukaan berlangsung dengan menyanyikan lagu Mars Palang Merah. Dilanjutkan dengan kegiatan penjelasan pp dan dapur umum kegiatan awal. Malam harinya evaluasi pembelajaran 7 materi yang ditutup dengan ESQ untuk merenungkan kesalahan pada diri yang sebelumnya berprilaku kurang baik. Mutiara yang jatuh dipelupuk mata hanyalah sebuah penyesalan tentang banyaknya kesalahan. Membenahi diri kedalam hingga merubah sudut pandang negatif. Kurang lengkap rasanya bila tak ada jurit malam pada saat diklatsar. Dari cerita yang banyak ku dengan banyak sekali senior yang memberikan perlakuan tidak semestinya. Lain hal dengan pendapatku. Satu hari tepatnya dalam diklatsar senior ingin mendidik bukan untuk meluapkan rasa emosi. Senior ingin junior sebagai penerus bisa lebih banyak mendapati prestasi yang lebih gemilang. Dan tentu saja, selama jurit malam tak ada main tangan yang melukai fisik. Dalam jurit malam ini kami mendapatkan syler. 

 Sebelum Upacara penutupan kami melakukan simulasi gempa bumi, banjir, dan tsunami. Dilanjutkan permainan untuk menyatukan solidaritas dan untuk belajar menjadi seorang pemimpin bila terjadi masalah. Senyum merekah, bak bunga yang baru bermekaran, seakan lazuardi membuka tabirnya penuh suka cita, Berakhir acara dengan tepuk tangan meriah. Kami bukan teman, sahabat, apalagi musuh. Tapi kita adalah keluarga jiwa kami bersatu untuk kemanusiaan, menjadi calon penerus relawan. Lambang palang merah ini terletak didada kiri. Bakti kami hingga jantung berhenti berdetak. Dan bukan hanya untuk ajang ketenaran melainkan pengabdian. Ketenaran akan tergantian, tetapi pengabdian seluruh jiwa raga tertumpahkan sampai akhir hayat. 

Terima hasih Tuhan, semoga rencana-Mu adalah misteri bagi kami dan Engkau memberikan yang terbaik. Semua rintangan hendak melumatkan kami dalam perjuangan kancah tak bertepi.

2 comments: