Thursday, May 1, 2014

Imam: Masa Lalu yang Menjadi Motivasi

Palang Merah Remaja merupakan sebuah ekstrakulikuler yang terdapat dalam sebuah sekolah dan wajar jika siswa yang ada disekolah tersebut mengikutinya. Sebagai ekstrakulikuler, Palang Merah Remaja tentunya memiliki kegiatan baik rutin maupun insidentil. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah dijadwalkan juga oleh anggota Palang Merah Remaja atau PMR. 

Dulu, aku adalah seorang siswa Madrasah Aliyah kelas X yang mengikuti ekstrakulikuler PMR. PMR di sekolahku memiliki banyak anggota baru, tetapi hanya diawal. Anggota baru semakin lama semakin sedikit dan ketika aku kelas XI teman seangkatanku tinggal sedikit. Penyebab kemunduran anggota PMR adalah kegiatan yang monoton dan kurangnya motivasi pada siswa yang meninggalkan PMR. Kejadian tersebut juga dialami oleh adik-adik angkatanku. Faktor lain penyebab kemunduran adalah tidak adanya pelatih atau fasilitator yang pasti. 

Pengalaman mengikuti PMR di sekolah dan keadaan yang dialamai PMR di sekolahku membuatku berfikir. Bagaimana cara menghidupkan PMR disekolah?. Pertanyaan tersebut membuatku ingin mengikuti KSR ketika aku menjadi mahasiswa. Akhirnya, Aku ikut KSR. KSR memberiku pegetahuan tentang kepalangmerahan pada waktu DIKLATSARnya. Aku pun kembali ke Sekolah untuk menemani adik-adikku latihan dan aku pun menjadi fasilitator. Bermodal pengetahuan yang aku dapat di KSR dan pengalaman selama menjadi anggota PMR aku masih canggung di tahun pertamaku jadi fasilitator. Ketika aku menjadi fasilitator, aku ingin adik-adikku tidak mengalami masa yang aku alami dulu. Aku ingin adik-adikku memahami apa itu PMR, esensi PMR yang sedalam-dalamnya. 

PMR bukan hanya mempelajari tentang kepalang merahan saja, melainkan juga mengajarkan kekeluargaan, manajemen tim, dan positif negatif berorganisasi. Masa lalu menjadi anggota PMR membuatku termotivasi untuk memperbaiki PMR yang pernah aku ikuti. Menjadi fasilitator mungkin adalah salah satu jalannya. Berbekal pengalaman, sedikit pengetahuan dan relasi yang ada perlahan aku melakukan perbaikan dan pembinaan pada adik-adik PMR. Pembinaan yang diberikan sebagian besar tentang kepalang merahan, sebagian kecilnya tentang keorganisasian dan mental karena dua hal tersebut dirasa perlu mengingat adik-adik yang bukan anak kecil lagi. 

Aku memilih membina PMR atau menjadi fasilitatornya karena menurutku PMR dapat memberikan solusi dari masalah yang sering dialami anak-anak remja pada saat ini. Masalah tersebut seperti perilaku hidup bersih dan sehat, pertolongan pertama, kesehatan reproduksi dan tumbuh kembang remaja. Masalah yang dialami anak-anak remaja perlu dikelola dengan baik dan jangan sampai salah solusi. Oleh kerna itu, aku berharap anak-anak remaja yang tergabung di PMR baik disekolahku atau bukan mereka dapat menjadi peer educator bagi teman disekolahnya maupung dilingkungannya. 

Sekarang rasa sedih karena masa lalu di PMR yang monoton sedikit mulai berkurang. Masa lalu akan tetap menjadi motivasi selama menjadi fasilitator. Aku pun akan terus berbenah selama menjadi fasilitator supaya PMR yang dulu aku ikuti dan sekarang aku bina tidak “mati suri” lagi. Aku Imam Muarifin, sekian dulu cerita yang dapat aku bagi ke teman-teman. Perlu teman-teman ketahui, PMR itu bukan hanya ekstrakuliler melainkan juga sebuah keluarga. Keluarga yang dapat memberikan pengalaman tak terbatas. Interarma Caritas.

1 comment:

  1. :)
    terus berusaha mencari dan mencoba berbagai formula agar esensi PMR itu terwujud :)

    ReplyDelete