Thursday, May 1, 2014

Faizatu: Atribut Pertamaku dan Semua Kenangan Itu

PMR, awalnya aku tidak terlalu yakin dengan ekstrakurikuler ini, karena ekstrakurikuler ini adalah ekstrakurikuler baru yang masih sangat sedikit peminatnya. Tapi dalam hati aku berkata, apa salahnya mencoba hal baru dan akhirnya aku memutuskan untuk bergabung. Setelah beberapa bulan bergabung, aku dipercayai menjadi ketua PMR Madya Ts Negeri Pagu dan itu pengalaman luar biasa yang tak terjadi 2 kali dalam hidupku. 

Memang sudah sangat lama, tapi aku masih mengingat kegiatan-kegiatan yang pernah aku lakukan di PMR dulu, karena itu semua adalah bagian dari kenangan terindah dalam hidupku, bagian dari sejarah hidupku. Aku ingat perjuanganku untuk mendapatkan sebuah badge, slayer dan topi PMR. Pertama, aku dibangunkan jam 2 pagi untuk menjelajah. Lalu diberikan pengarahan tentang rute penjelajahan. Terdapat 5 pos penjagaan, diamana setiap pos akan diberi tantangan untuk mendapatkan badge. Dan disetiap perjalanan akan ada anak yang bertugas mengusili para penjelajah badge yang melintas. 

Aku gagal di pos pertama, tapi aku berhasil di pos kedua. Saat aku meraba-raba untuk mencari badge, tidak sengaja aku memegang seekor katak. Itu menjijikkan, tapi itu adalah hal yang tak bisa untuk aku lupakan. Jika aku tidak bergabung dengan PMR, mungkin aku tidak akan pernah tau sensasi memegang seekor katak. Setelah beberapa waktu aku mencari-cari akhirnya aku bisa mendapatkan badge itu dan itu adalah atribut pertamaku. PMR memberikan cara yang unik untuk penempuhan badge. Ada yang harus memanjat pohon dan ada pula yang harus memegang katak dari pos 1 sampai ke pos 2. Cara yang unik untuk sebuah badge. Dari sana aku belajar bahwa pahitnya empedu tak sepahit sebuah perjuangan, tapi manisnya madu tak semanis buahnya perjuangan. 

Kegiatan lain yang masih melekat di memoriku adalah Outbond PMR. Outbond ini berlangsung di salah satu tempat wisata di Kediri, Air Terjun Besuki. Berangkat dengan sebuah truk kuning dan menempuh 3 jam perjalanan, akhirnya semuanya tiba di air terjun Irenggolo. Jarak dari Irenggolo menuju Dholo (air terjun utama) masih sangatlah jauh dengan penuh tanjakan dan turunan curam. Tapi semua itu harus ditempuh dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan akan ada pos penguji yang menguji materi mulai dari pembidaian hingga membuat tandu. Lelah memang, tapi rasa lelah itu terbayar pada saat semuanya telah tiba di air terjun utama. Semuanya bersenang-senang, bermain air bersama dan disitulah aku belajar hal baru, yaitu arti sebuah kebersamaan. 

Berpartisipasi pada kegiatan MOS disekolah untuk menjadi tim kesehatan, menolong orang pingsan pada saat upacara, menjadi tim kesehatan pada saat upacara, itu semua adalah kenangan. Mungkin orang lain berfikir bahwa semua itu biasa, semua itu sederhana, tapi tidak untukku. Itu semua luar biasa, karena dari situ aku dapat belajar banyak hal. Sungguh PMR telah mengajarkan aku untuk menjadi seseorang yang bijaksana, seseorang yang mandiri, cepat tanggap dalam berbagai hal, mengajarkan aku berbagi dan yang paling berarti adalah kebersamaan.

No comments:

Post a Comment