Thursday, May 1, 2014

Alfian: Pengalaman Donor Darah Pertamaku

Walaupun caranya tidak se ekstrim komik disamping, tapi kegiatan donor darahku yang pertama memang benar adalah hasil paksaan dari sahabatku. Waktu itu aku benar–benar pucat setengah mati. 

Alasannya sebenarnya sederhana, “Aku takut dengan Jarum Suntik”. Jujur saja Sobat, dulu sewaktu SD aku pernah sampai setengah hari bersembunyi di WC hanya untuk menghindari petugas Puskesmas yang datang menyuntik di kelasku. Ketika berada ke PMI itupun sebenarnya sempat terbersit niat untuk kabur, namun entah kenapa hati kecilku saat itu tidak setuju. Alhasil akupun akhirnya sukses terbaring lemas di kursi donor PMI Kota Mataram. 

“Sumpah! Berbaring di kursi donor darah itu sensasinya sama seperti saat akan di sunat!” Akupun menutup mata.

“Sebelumnya sudah pernah donor darah Mas?” Tanya sebuah suara tiba-tiba. Aku terkejut, ketika membuka mata dua orang petugas PMI sudah berada disampingku.

Astaga, akibat terlalu sibuk dengan lamunan yang aneh-aneh Aku sampai tidak menyadari keberadaan mereka berdua. 

 “Ini baru pertama kalinya mbak” jawabku sedikit gemetar Mereka tersenyum.

 “wow, ini pasti nanti jadi pengalaman yang tak terlupakan mas” 

Aku tersenyum kecut, “iya benar, hari ini pasti akan kuingat terus sebagai pengalaman paling menakutkan” pikirku dalam hati. 

Sembari berbicara denganku petugas lainnya yang berada di sisi kiri mulai memasangkan alat seperti pengukur tensi darah ditanganku. Pelan namun pasti, tekanan di lengan kiriku semakin berat ketika alat itu dipompakan. Ketakutanku saat itu sudah mencapai level dewa 

“Donor darah itu bisa membuat kita semakin sehat loh” ujar Petugas PMI disebelah kananku. 

 “Hah?! Sehat darimananya mba?” sahutku tak percaya. 

“Bukankah dengan diambilnya darah maka otomatis tubuh kita akan menjadi lemas dan tak bertenaga?”

 Ia tersenyum, “memang benar setelah diambil darah tubuh kita akan sedikit lemas, tapi tenang saja karena tak lama setelah itu tubuh Anda akan kembali bertenaga, bahkan lebih fit daripada yang sebelumnya” 

 “kok bisa?” Tanyaku 

“karena dengan keluarnya sebagian darah akan membuat jantung memproduksi lebih banyak sel darah merah baru yang tentunya lebih bersih dan sehat” 

Saat itu Aku tak tahu apa alasannya, tapi ia sempat berhenti sejenak berbicara kemudian tersenyum melihatku. 

Setelah itu melanjutkan kembali penjelasannya “kalau diibaratkan donor darah itu mungkin seperti ‘ganti oli’ motor mas. Dengan mengganti oli bekas yang sudah kotor dengan oli baru yang bersih akan membuat kinerja motor semakin bertenaga” 

Aku mengangguk mengerti, penjelasannya dari mbak petugas PMI ini sangat mudah dimengerti. Tapi masih ada satu hal yang masih mengganjal pikiranku. 

“mba, bukankah darah yang ada di PMI merupakan hasil sumbangan dari banyak orang. Lalu mengapa PMI malah menjualnya dengan harga mahal?”

 “sebenarnya memang gratis, hanya saja yang membuat mahal itu adalah proses yang dilakukan untuk mensterilkan darah tersebut. Tidak mungkin dong kami akan memberikan darah sembarangan tanpa ada pemeriksaan dahulu” jawabnya 

“Oh...” Aku mengangguk paham 

“oke mas, sekarang semua sudah selesai” ujar petugas PMI yang berada dibagian kiri 

tiba-tiba “selesai? Apanya?” Tanyaku bingung Betapa terkejutnya aku ketika petugas itu mengangkat sebuah kantong yang sudah terisi oleh darahku. 

Sekarang aku mengerti, ternyata selama aku berbincang tadi proses donor juga tengah berlangsung “Ternyata Donor Darah itu Menyenangkan”

No comments:

Post a Comment